KABUL (Arrahmah.com) – Lima belas misi diplomatik dan perwakilan NATO di Kabul telah bergandengan tangan untuk mendesak Taliban menghentikan serangan militer di Afghanistan, hanya beberapa jam setelah pertemuan perdamaian di Doha gagal menyepakati gencatan senjata.
Delegasi senior pemimpin Afghanistan bertemu dengan pemimpin politik Taliban di ibu kota Qatar selama dua hari terakhir, tetapi pernyataan Taliban yang dikeluarkan pada Minggu malam (18/7/2021) tidak menyebutkan penghentian kekerasan yang meningkat di Afghanistan.
“Idul Adha ini, Taliban harus meletakkan senjata mereka untuk kebaikan dan menunjukkan kepada dunia komitmen mereka terhadap proses perdamaian,” ungkap 15 misi dan perwakilan NATO, menggunakan dalih hari raya.
Pernyataan bersama tersebut didukung oleh Australia, Kanada, Republik Ceko, Denmark, delegasi Uni Eropa, Finlandia, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Korea, Belanda, Spanyol, Swedia, Inggris, dan Amerika Serikat serta perwakilan sipil senior NATO.
“Serangan Taliban bertentangan langsung dengan klaim mereka untuk mendukung penyelesaian yang dirundingkan,” tambah pernyataan bersama itu.
“Aksi ini telah mengakibatkan hilangnya nyawa orang Afghanistan yang tidak bersalah, termasuk melalui pembunuhan yang ditargetkan, pemindahan penduduk sipil, penjarahan, dan pembakaran gedung, penghancuran infrastruktur vital, dan kerusakan jaringan komunikasi.”
Selama beberapa liburan Id terakhir, Taliban telah menyerukan gencatan senjata sementara.
Namun sejauh ini belum ada pengumuman serupa, seiring dengan kemenangan mujahidin Taliban di seluruh negeri.
Kelompok ini pun berhasil memotong petak besar di seluruh negeri, merebut ratusan distrik, merebut penyeberangan perbatasan utama serta mengepung ibu kota provinsi.
Pernyataan Senin (19/7) oleh 15 misi juga mengutuk pelanggaran hak, seperti upaya untuk menutup sekolah dan media yang dilaporkan oleh media di daerah yang baru-baru ini direbut oleh Taliban, yang sebelumnya telah membantah pernyataan tersebut.
Sebuah pernyataan Taliban pada Minggu malam (18/7) menambahkan: “Kedua belah pihak menyetujui perlunya ekspedisi dalam pembicaraan damai, untuk menemukan solusi yang adil dan permanen untuk masalah saat ini di Afghanistan sesegera mungkin.”
Pembicaraan damai antara Taliban dan lawan bicara Afghanistan dimulai pada September tahun lalu tetapi gagal membuat kemajuan apa pun.
Juru bicara Taliban di Doha, Mohammed Naeem, juga membantah laporan media bahwa kelompok itu telah menyetujui gencatan senjata Idul Fitri dengan imbalan pembebasan tahanannya. (Althaf/arrahmah.com)