JAKARTA (Arrahmah.com) – Hujan memang belum mencapai puncaknya, tetapi banjir dan longsor sudah terjadi di beberapa wilayah. Sejak Sabtu 17 November 2012 hingga Senin 19 November 2012, banjir terjadi di Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Pandeglang, Sukabumi, Jakarta, Depok, dan Bandung.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional melaporkan, longsor terjadi di Kampung Sungapan, Desa Sadu, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, pada Minggu 18 November 2012 pukul 20.00. Longsor akibat hujan deras sebelumnya. Penggalian pasir di atas bukit juga berpengaruh terhadap longsor, 4 bangunan tertimpa longsor yang digunakan untuk tambal ban, tukang las dan pedagang batu.
Longsor juga terjadi di Desa Kelapa Nunggal, Kecamatan Kelapa Nunggal, Kabupaten Sukabumi pada Minggu sore. Satu rumah rusak berat tertimpa longsor. Tidak ada korban jiwa.
Di Kampung Kumbang Kampil, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang, Banten, banjir terjadi pada Sabtu. Ketinggian banjir mencapai 1,5 meter. Tidak ada korban jiwa. 200 rumah terendam, 1 rumah hanyut, 400 hektare sawah terendam banjir. BPBD Pandeglang telah melakukan penanganan darurat.
Banjir juga terjadi di Kota Bengkulu pada Sabtu yang menggenangi 11 kelurahan yaitu Kelurahan Tanjung Agung, Tanjung Jaya, Semarang, Penurunan, Nusa Indah, Kebun Tebeng, Sawah Lebar, Surabaya, Berkas dan Benting. Ratusan rumah terendam banjir hingga 1,5 meter. Banjir akibat hujan deras dan buruknya drainase. BPBD Kota Bengkulu menyiapkan bantuan permakanan, obat-obatan dan dapur umum.
Hujan deras yang terjadi pada Minggu juga menyebabkan banjir di sebagian Jakarta. Di Jakarta puluhan rumah di lima RT di Rawajati Pancoran Jaksel dan Cawang Jaktim akibat luapan Sungai Ciliwung. Beberapa ruas jalan di Jakarta seperti Cempaka Putih, Petamburan, Tomang, dan lainnya juga terjadi banjir. Buruknya drainase perkotaan menyebabkan banjir di beberapa lokasi.
Sementara di Jambi, air menggenangi wilayah yang berada di sekitar pinggiran Sungai Batanghari. Daerah yang sudah tergenang banjir yaitu Kabupaten Batanghari dan Kota Jambi. Untuk di Kota Jambi banjir sudah terjadi di Kelurahan Tahtul Yaman, Legok dan beberapa kelurahan lainnya.
Menurut Zulhan, warga Tahtul Yaman, dalam beberapa hari terakhir penambahan debit air terus terjadi. “Dalam sehari kira-kira lebih dari 20 sentimeter penambahan kedalaman debit air,” katanya, Senin 19 November 2012.
Sedangkan di Kelurahan Legok Kota Jambi, beberapa RT sudah terendam banjir. Meskipun belum keseluruhan, namun banjir juga cukup merepotkan warga. Termasuk siap-siap untuk menyelamatkan barang berharga sebelum banjir besar benar-benar terjadi.
Banjir juga terjadi di Kota Muarabulian, Kabupaten Batanghari. Seperti di Jalan Pramuka, Kecamatan Muarabulian, tidak bisa dilalui sama sekali karena jalan sudah digenangi air hampir setinggi satu meter. “Kami tidak mau mengambil risiko melewati jalan pramuka menggunakan mobil atau motor,” kata Sopian, warga Muarabulian.
BNPB sendiri memperingatkan, curah hujan akan semakin tinggi dalam beberapa waktu ke depan. Wilayah di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara serta sebagian Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi akan mencapai puncak hujan pada Januari 2013. Meskipun musim hujan diprediksikan normal oleh BMKG, namun ancaman banjir akan tetap tinggi saat Januari hingga Maret 2013.
“Pemanasan global telah berpengaruh terhadap meningkatnya intensitas hujan,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB. “Melimpahnya uap air dari laut akibat temperatur air laut yang makin hangat, maka pasokan uap air bertambah sehingga curah hujan turun dengan intensitas tinggi.”
BNPB telah memetakan seluruh wilayah rawan banjir dan longsor. Peta telah diberikan kepada seluruh BPBD se Indonesia. Masyarakat dapat mengakses peta secara gratis di website BNPB yaitu di www.bnpb.go.id dan tersedia tips-tips antisipasi banjir dan longsor. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor diminta tetap waspada.
Banjir Depok belum dapat bantuan
Sementara itu, banjir juga terjadi di Depok, Jawa Barat; dan Jambi. Di Depok, banjir terjadi karena tanggul sungai jebol dihantam debit air yang membesar karena hujan dan kiriman dari Bogor. Ratusan rumah pun terendam banjir di di Kelurahan Palsigunung, Perumahan Bukit Cengkeh II, Jalan Tunas Bakti, Depok.
Ratusan rumah warga di Kelurahan Pondok Jaya, Cipayung, Depok juga terendam banjir hingga sore akibat luapan kali Palayangan dan Situ Cibereum, Kabupaten Bogor. Namun sejak pukul 17.00 WIB saat kejadian hingga sekarang, tak ada pun satu bantuan dari Pemerintah Kota Depok yang datang ke lokasi.
Kejadian diperparah dengan longsornya tanah di dekat gardu listrik di lokasi tersebut. Kondisi rumah warga korban banjir pun gelap gulita karena mati listrik.
Ketua RW setempat, Oding menuturkan longsornya tanah di dekat gardu listrik tersebut dikarenakan hujan yang deras terjadi pada sore tadi. Hal itu memutus aliran lebih dari 100 rumah warga.
“Hujan deras terjadi sore tadi, dan memutus aliran listrik disini, sampai sekarang listrik belum menyala sudah lebih dari 4 jam,” ujarnya di lokasi, Rabu (21/11).
Saat ini juga tim teknisi dari PLN Bojonggede sedang memperbaiki aliran listrik tersebut. Sementara Oding mengeluhkan bantuan yang tak kunjug datang. “Saya sudah telepon orang dinas, dewan, satupun bantuan tak ada yang datang,” tandasnya. (bilal/dbs/arrahmah.com)