Jakarta (Arrahmah.com) – Di kediaman Ibrohim , Cililitan Kecil, Jakarta Timur, ada stiker bertuliskan : “Be A Good Moslem or Die As Syuhada” . Stiker itu terpampang di kaca jendela depan kediamannya, dan mengandung arti : “Jadilah Seorang Muslim Yang Baik Atau Mati Sebagai Seorang Syuhada.” Tulisan itu bisa jadi merupakan cita-cita dan tujuan hidup Ibrohim, dan kini dia telah mendapatkannya, syahid di jalan Allah (Insya Allah).
Surat Wasiat Ibrohim
Setelah dipastikan dan dirilis fotonya secara luas, jenazah hasil penyerbuan di Desa Beji, Temanggung, Jawa Tengah (yang semula diduga Nordin M Top) itu adalah Ibrohim, kini beredar luas dan terus diberitakan apa saja yang terkait dengan Ibrohim, termasuk surat-surat wasiatnya.
Pasca ledakan di JW Marriot dan Ritz Carlton, seorang sumber di kedua hotel tersebut menemukan sebuah surat wasiat yang sengaja dibuat oleh Ibrohim. Surat wasiat yang ditujukan kepada keluarganya menyebutkan agar hutang-hutangnya dilunasi. Sudah maklum dan difahami bahwa satu-satunya yang akan memberatkan hisab seorang syuhada ketika di akhirat nanti hanya hutang yang belum lunas dibayarkan. Ibrohim nampaknya sudah berfirasat terhadap apa yang akan menimpa dirinya. Wallahu’alam bis showab!
Ibrohim yang dikenal tetangganya sebagai orang yang santun dan tak pernah meninggalkan shalat ini juga teryata meninggalkan wasiat kepada semua rekan-rekan kerjanya. Ibrohim berpesan kepada mereka agar jangan pernah lupa mengerjakan sholat, dan bekerja dengan santai tapi tetap serius.
Sementara itu Sucihati, yang menikah dengan Ibrohim sejak tahun 1996 dan dikaruniai 2 putra dan 2 putri, merasa ada sesuatu yang di luar kebiasaan yang dilakukan suaminya, 4 hari sebelum ledakan di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton. Sucihati mengaku diciumi beberapa kali sebelum berpisah. Lagi-lagi Ibrohim seakan-akan berfirasat bahwa itu ciuman terakhirnya untuk istrinya tercinta. Subhanallah!
Florist Dengan Satu Lubang Tembakan
Memang, Ibrohim hanyalah seorang florist di hotel JW Marriot. Bahkan dia bukanlah karyawan tetap di hotel mewah tersebut, karena hanya sebagai tenaga out sourcing. Namun, Ibrohim disebut-sebut sebagai master mind dalam peristiwa Jum’at, 17 Juli 2009 silam yang menggemparkan dunia. “Jangan salah, Ibrohim itu master mind juga. Dia bukan orang sembarangan,” ujar Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa kepada wartawan di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (12/8/2009).
Uniknya lagi, hanya ada 1 luka di punggung yang akhirnya menewaskan Ibrohim, setelah dikepung selama 18 jam, dengan 8 ledakan, oleh sekitar 600 anggota denses 88 dan gabungan personel lainnya dan disiarkan secara live di beberapa stasiun televisi lokal.
“Kondisi Ibrohim hanya satu luka di punggung. Cuma itu saja lukanya,” kata Kepala Bidang Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri, Komisaris Besar I Ketut Untung Yoga Ana, dalam keterangan pers di RS Polri, Jakarta Timur, Rabu, 11 Agustus 2009.
Kini, siapapun bisa melihat foto Ibrohim, jenazah yang dipastikan berada di Temanggung, Jawa Tengah, ketika terjadi aksi baku tembak , 8 Agustus, 2009. Wajah di foto itu menatap tajam, dengan mata terbuka lebar, dan senyum tipis di bibirnya. Wajah itu terlihat utuh, cerah dan tidak seseram dan semenakutkan foto yang sebelumnya beredar (foto mahasiswa Gorontalo yang bunuh diri). Inikah petanda bahwa Ibrohim telah melihat tempatnya di jannah ? Wallahu’alam bis Showab! (M.Fachry/POJ/arrahmah.com)