WASHINGTON (Arrahmah.id) – “Israel” memberitahu pemerintah Amerika Serikat bahwa mereka merupakan dalang dari pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada tanggal 31 Juli di ibukota Iran, Teheran, ungkap sebuah laporan media pada Rabu (7/8/2024).
“Meskipun ‘Israel’ menolak berkomentar mengenai pembunuhan Haniyeh, ‘Israel’ memberitahu para pejabat AS segera setelah itu bahwa mereka bertanggung jawab,” demikian laporan Washington Post, mengutip tiga orang yang mengetahui pemikiran Gedung Putih, namun tidak menyebutkan nama mereka.
“Para pejabat Gedung Putih menanggapi dengan terkejut dan marah atas pembunuhan Haniyeh pada 31 Juli, yang mereka anggap sebagai sebuah kemunduran dalam usaha mereka selama berbulan-bulan untuk mencapai gencatan senjata di Gaza,” tulis surat kabar tersebut.
Washington Post menambahkan bahwa ada gesekan yang meningkat “di balik layar” antara pemerintah AS dan “Israel”, karena “Israel” terus mengambil langkah-langkah sepihak dalam konflik yang telah menewaskan hampir 40.000 warga Palestina sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
“Para pejabat AS juga marah karena ‘Israel’ tidak memberi tahu mereka sebelum melancarkan operasi untuk membunuh para komandan Hizbullah atau Iran,” kata Washington Post.
Iran dan Hamas menuduh “Israel” melakukan pembunuhan Haniyeh, namun Tel Aviv belum mengkonfirmasi atau membantah bertanggung jawab.
Beberapa jam sebelum membunuh Haniyeh, “Israel” telah membunuh komandan militer senior Fouad Shukr dalam sebuah serangan udara di Beirut.
Selama berbulan-bulan, AS, Qatar dan Mesir telah berusaha untuk mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk memastikan pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Gaza, namun upaya tersebut belum membuahkan hasil.
Sebuah gencatan senjata singkat pada bulan November lalu menghasilkan pertukaran beberapa tahanan dan sandera. (Rafa/arrahmah.id)