WASHINGTON (Arrahmah.id) – Laporan Washington Post mengungkap momen-momen kritis sebelum Presiden AS Donald Trump mengubah sikapnya dalam perang dagang global, setelah sebelumnya bersikeras mempertahankan tarif impor tertinggi dalam seabad.
Laporan tersebut menunjukkan awal dari 18 jam kritis pada Selasa malam (8/4/2025), ketika Trump dan penasihatnya memulai serangkaian panggilan dengan pimpinan Partai Republik dan pemimpin negara-negara sekutu yang menyatakan kekhawatiran akan kolapsnya pasar global dan ancaman resesi ekonomi.
Menurut laporan itu, Fox News memainkan peran kunci dalam keputusan Trump. Pada Selasa malam (8/4), Presiden menyaksikan langsung siaran yang menampilkan beberapa senator Republik yang sengaja menyampaikan pesan langsung melalui layar televisi, mendesak Trump mempertimbangkan ulang kebijakannya.
Panggilan Pribadi
Segera setelah program berakhir, Trump menelepon mereka selama lebih dari satu jam, dan Senator Ted Cruz mengatakan kepada surat kabar itu bahwa dia telah memperingatkan Presiden pada saat itu bahwa melanjutkan tarif dapat menyebabkan pembalasan dari negara-negara yang terkena dampak, yang dapat membahayakan kepentingan Amerika.
Cruz menambahkan bahwa pemerintahan menghadapi dua pilihan, baik menggunakan tarif sebagai alat untuk menekan negara lain, atau mempertahankan sanksi ekonomi dan menghadapi konsekuensinya.
Laporan itu menunjukkan bahwa beberapa senator secara eksplisit memperingatkan Presiden bahwa bersikeras pada tarif dapat menyebabkan Partai Republik kalah dalam pemilihan mendatang, dengan menunjukkan bahwa basis pemilih di negara bagian pertanian dan industri utama seperti Texas mulai khawatir tentang dampak perang ekonomi.
Malam Penuh Gejolak
Laporan itu menambahkan bahwa Trump memantau pergerakan pasar keuangan selama malam itu, dan melihat “kecemasan investor” karena kebijakan ekonominya.
Pada Rabu (9/4) pukul 8 pagi, Trump menonton wawancara Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase, di Fox News, yang memperingatkan tentang kemungkinan resesi ekonomi di negara itu.
Kemudian Trump menerima telepon dari Presiden Swiss Karin Keller-Sutter yang memprotes tarif baru untuk produk Swiss seperti jam tangan dan cokelat, seraya menegaskan bahwa negaranya sebelumnya telah mencabut tarif pada produk Amerika, menurut laporan itu.
Pada siang hari, Trump menggelar pertemuan mendadak di Gedung Putih dengan sejumlah penasihat ekonominya, terutama Menteri Keuangan Scott Bessent dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick, untuk menyusun pengumuman penangguhan tarif.
Keputusan Mengejutkan
Trump kemudian mengunggah pengumuman mengejutkannya tentang penangguhan tarif selama 90 hari di platform Truth Social-nya, yang menyebabkan pasar keuangan pulih secara signifikan, menurut laporan itu.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa beberapa asisten Trump terkejut dengan keputusan ini, sementara yang lain bergegas menyebutnya sebagai “strategi jenius”, menegaskan bahwa Presiden telah merencanakan langkah ini selama berhari-hari, bahkan Trump sendiri mengatakan bahwa dia telah “mempertimbangkan pilihan ini untuk sementara waktu”.
Namun, laporan itu meragukan narasi ini, dengan menunjukkan bahwa sejumlah pejabat di pemerintahan tidak menyadari keputusan sebelumnya, dan terkejut ketika diumumkan.
Laporan itu disusun oleh Michael Birnbaum, koresponden Gedung Putih untuk urusan luar negeri, Natalie Allison, koresponden Gedung Putih untuk urusan politik, Cat Zakrzewski, koresponden yang berspesialisasi dalam berita teknologi dan kebijakan, dan Theodoric Meyer, koresponden Kongres AS. (zarahamala/arrahmah.id)