(Arrahmah.com) – Pemerintah Washington mengkhawatirkan kekuatan kelompok-kelompok “ekstrimis” Islam yang semakin menguat dan mendapat dukungan luas rakyat muslim Suriah. Para oposisi sekuler Suriah yang tergabung dalam Dewan Nasional Suriah (SNC) meresponnya dengan cepat-cepat menggelar pertemuan dengan wakil pemerintah Washington.
Pada Rabu (31/10) pagi, Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, menyerukan untuk kembali membentuk kepemimpinan oposisi Suriah dan bahwa pemerintahan Obama mengusulkan nama-nama dan organisasi-organisasi yang harus dimasukkan dalam kepemimpinan baru yang mungkin muncul dalam pembicaraan yang akan diadakan minggu depan di Qatar, lansir Rusia Today.
Clinton juga meremehkan Dewan Nasional Suriah (SNC) memegang peran utama, mengatakan bahwa kelompok yang berbasis di Paris yang diasingkan oleh rezim, tidak mewakili mereka yang berjuang di lapangan di Suriah.
Di kalangan rakyat dan revolusioner dalam negeri Suriah sendiri, Dewan Nasional Suriah dijuluki Tsuwar Fanadiq, revolusioner hotel. Dewan yang beranggotakan para mantan pejabat sekuler Suriah dan oposisi sekuler Suriah tersebut selalu menampilkan dirinya sebagai wakil revolusi dan rakyat Suriah di luar negeri. Aktivitasnya lebih banyak berupa lobi-lobi politik dan jumpa pers di hotel-hotel mewah di Turki.
Walau suaranya didengar oleh AS dan Barat, Dewan ini tidak memiliki pengaruh apapun di dalam negeri Suriah. Revolusi dalam negeri Suriah dikendalikan dan dipimpin oleh para ulama, aktivis dan komandan jihad dari pihak kelompok-kelompok mujahidin Islam dan FSA. Para pemimpin mujahidin Islam dan FSA sendiri menjalin koordinasi dan kerjasama yang baik dalam jihad menumbangkan rezim Nushairiyah Suriah.
Di kalangan oposisi Suriah di luar negeri sekalipun banyak kalangan yang menolak intervensi Washington dan sikap menjilat Dewan Nasional Suriah.
“Ini pengawasan langsung dan perintah ini tidak bisa diterima rakyat Suriah lagi,” ujar Zuhair Salem, juru bicara organisasi oposisi Suriah yang berbasis di Inggris.
Menurut Salem, pernyataan Clinton menunjukkan bahwa Amerika ingin “menyesuaikan oposisi Suriah dengan tuntutan tertentu”.
Di hampir semua wilayah Suriah, mujahidin FSA bahu-membahu dengan mujahidin Islam dari berbagai kelompok jihad indipenden. Mujahidin Jabhah Nushrah, Brigade Ahrar Syam, Ansharul Islam, Ansharu Sunnah, Gerakan Al-Fajr Islam, Thali’at Islamiyah dan banyak kelompok jihad Islam lainnya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari revolusi Suriah.
(muhib almajdi/arrahmah.com)