WASHINGTON (Arrahmah.com) – Washington pada Senin (30/12/2019) menuduh otoritas Irak gagal melindungi kepentingan AS, sehari setelah serangan udara Amerika mematikan terhadap target yang diklaim sebagai kelompok pro-Iran dan menuai geram.
Setidaknya 25 orang terbunuh dalam serangan Minggu malam (29/12), yang diklaim sebagai balasan atas kematian seorang kontraktor sipil pekan lalu.
“Kami telah memperingatkan pemerintah Irak berkali-kali, dan bahkan kami telah berbagi informasi dengan mereka agar mereka melaksanakan tanggung jawabuntuk melindungi kami sebagai tamu undangan,” kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS kepada wartawan di Washington.
Dia mencatat bahwa militer dan para diplomat AS berada di negara itu “atas undangan pemerintah Irak.”
“Jadi itu adalah tanggung jawab dan tugas mereka untuk melindungi kami. Dan mereka belum mengambil langkah yang tepat untuk melakukannya,” katanya, berbicara dengan syarat anonim.
Beberapa serangan dalam beberapa pekan terakhir menargetkan pangkalan Irak di mana orang Amerika hadir. Amerika Serikat menyalahkan serangan terhadap faksi pro-Iran.
Pada Minggu (29/12), serangan udara yang dipimpin AS menargetkan beberapa pangkalan milik milisi Kataib Hizbullah, salah satu faksi Hashsha-Shaabi, koalisi paramiliter Irak yang didukung Teheran.
Serangan itu “membunuh 25 dan melukai 51,” menurut Hashsh, yang memegang kendali besar di Irak.
Serangan itu adalah pembalasan atas kematian Jumat seorang kontraktor sipil AS di Kirkuk dalam serangan roket Hizbullah.
Serangan itu “memaksa Irak untuk meninjau kembali hubungannya dan keamanannya, kerangka kerja politik dan hukum untuk melindungi kedaulatannya,” kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.
Peringatan itu datang ketika demonstran membakar bendera AS di kota-kota selatan yang didominasi Syiah di Basra dan Najaf, dan di Kirkuk utara Baghdad, sementara anggota parlemen menyerukan pasukan AS untuk diusir dari Irak.
“Kami memiliki pertukaran yang sering dan kuat dengan pemerintah Irak tentang ancaman ini,” kata pejabat Departemen Luar Negeri AS pada Senin (30/12). “Kami benar-benar mengatakan kepada mereka bahwa kami akan mengambil tindakan terhadap” serangan Jumat pekan lalu. (Althaf/arrahmah.com)