KABUL (Arrahmah.com) – Pembunuhan massal terakhir yang dilakukan tentara teroris AS terhadap warga sipil Afghanistan dilaporkan baru-baru ini merupakan akibat dari keputusan yang dibuat oleh mantan Sekretaris Pertahanan AS, Donald Rumsfeld.
Pada Sabtu (16/5), Rumsfeld diekspos sebagai pendiri brigade yang membunuh sedikitnya 150 sipil Afghanistan di daerah Farah pada minggu lalu dalam operasi yang mereka sebut dengan “perang melawan teror”.
Serangan-serangan di provinsi Farah yang membunuh sedikitnya 90 perempuan dan anak-anak, dilancarkan oleh Tentara operasi khusus AS (MarSOC). Mantan sekretaris pertahanan yang membentuk mereka secara diam-diam tiga tahun yang lalu.
Dalam serangan di Farah, Hillary Clinton menyatakan “penyesalan mendalam” dan berjanji akan memberi ganti rugi kepada keluarga korban.
Apakah ganti rugi dengan memberikan sejumlah uang mampu mengembalikan nyawa-nyawa mereka yang telah hilang?
Sejak invasinya di tahun 2001, militer AS telah berulangkali menyerang sipil Afghan dan membunuh ribuan sipil tersebut. Selain Afghanistan, militer terkutuk AS pun telah menghilangkan ratusan nyawa sipil Pakistan yang hidup di perbatasan sebagai akibat dari operasi militer yang mereka lancarkan. (haninmazaya/ptv/arrahmah.com)