AMMAN (Arrahmah.com) – Aktivis Yordania, anggota parlemen, dan asosiasi profesional pada Selasa (27/9/2016) mengungkapkan kemarahan dan keprihatinan atas kesepakatan gas yang ditandatangani sehari sebelumnya antara pemerintah Yordania dan “Israel”.
Para aktivis secara online meluncurkan kampanye elektronik dengan menggunakan hashtag “Gas musuh adalah penjajahan” di media sosial sebagai protes terhadap normalisasi dengan “Israel”.
Pada Selasa (27/9), ratusan aktivis juga ambil bagian dalam aksi protes di luar gedung Kementerian Energi di Amman untuk memprotes pemerintah yang akan mengimpor gas alam dari “Israel”
Puluhan anggota parlemen Yordania dan tokoh nasional juga mengungkapkan keprihatinan yang mendalam atas kesepakatan tersebut, dan menunjukkan penolakan total atas kebijakan pemerintah untuk mengimpor gas dari “Israel”.
Kepala Komite Perlindungan Negara dan Perlawanan Normalisasi di Yordania Manaf Magali mengatakan bahwa warga Yordania menentang kesepakatan gas sejak pertama kali diumumkan dua tahun lalu.
Dia mempertanyakan waktu kesepakatan tersebut terutama bahwa pemerintah saat ini adalah pemerintah sementara.
Sementara itu, aktivis BDS Massira Malla menegaskan bahwa gas yang diimpor tersebut adalah gas yang dicuri dari rakyat Palestina.
Anggota Parlemen Yordania Salah Armouti menganggap kesepakatan gas dengan “Israel” sebagai sebuah penjajahan baru.
Kampanye Nasional Rakyat Yordania Menentang Kesepakatan Gas dengan Entitas Zionis telah mengumumkan bahwa mereka akan menggelar protes setelah shalat Jum’at di pusat kota Amman, yang menyerukan pembatalan perjanjian tersebut.
Pada Senin (26/9), kesepakatan gas ditandatangani antara National Electric Power Company (NEPCO) Yordania dan “Israel”.
(ameera/arrahmah.com)