AMMAN (Arrahmah.com) – Ribuan warga Yordania turun ke jalan pada Jum’at (7/11/2014) dan menyerukan pemerintah untuk membatalkan perjanjian damai dengan “Israel” dalam menanggapi eskalasi kekerasan di al-Quds dan Masjid Al-Aqsa, sebagaimana dilansir oleh MEMO, Sabtu (8/11/2014).
Para demonstran meneriakkan “kematian bagi “Israel”” dan menyerukan penutupan kedutaan “Israel” di Amman.
Untuk pertama kalinya sejak hubungan diplomatik antara kedua belah pihak, Jordan memanggil pulang duta besarnya di Tel Aviv dan mengecam semua pelanggaran yang dilakukan “Israel” terhadap kompleks masjid suci al-Aqsha.
Warga Yordania menyalahkan “Israel” atas kerusuhan yang sedang berlangsung di kota suci itu, dan mengatakan bahwa permukiman “Israel” di wilayah Palestina yang diduduki dan tuntutan ekstrimis Yahudi untuk melakukan ritual di Masjid Al-Aqsa telah memicu kemarahan warga Palestina.
Sementara itu, otoritas pendudukan “Israel” menuduh Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menghasut kekerasan di al-Quds meskipun aparat keamanan yang setia kepada Abbas telah menangkap ratusan warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dan tentara melakukan kekerasan terhadap para demonstrasi.
Yordania khawatir bahwa eskalasi di wilayah pendudukan Palestina bisa meluas karena sebagian besar warga Yordania adalah keturunan Palestina yang diusir dari rumah mereka selama tragedi Nakba pada tahun 1948.
(ameera/arrahmah.com)