UNI EMIRAT ARAB (Arrahmah.com) – Disaat jutaan kaum Muslimin di seluruh dunia sedang melaksanakan ibadah shaum (puasa) di bulan Ramadhan, warga Uni Emirat Arab (UEA) mengeluhkan tentang cara berpakaian sebagian orang, terutama pada musim panas ini, seperti dilansir Alarabiya.
Warga UAE mendesak orang-orang-terutama wanita-untuk berpakaian lebih sopan (tertutup).
“Banyak orang pergi ke tenda-tenda event Ramadhan berpakaian seperti mereka hendak pergi ke club malam saja. Saya pikir, mereka harus berpakaian dengan terhormat, dan perlu diingat bahwa orang-orang yang hadir iitu, pada malam hari (ke acara Ramadhan), adalah orang-orang yang sama-sama berpuasa pada siang harinya,” kata Ayman Abdul Malik Shash (23), seorang insinyur muda asal Yaman, kepada Gulf News.
Sementara, Nur Sayadi, seorang warga Suriah yang tinggal di UEA, berpendapat lain, mengatakan bahwa dia pikir orang begitu munafik jika berpakaian terbuka sepanjang tahun namun hanya berpakaian tertutup pada saat bulan Ramadhan saja. Seharusnya berpakaian tertutup dilakukan setiap hari di bulan di tahun manapun.
“Bagi Saya, rasanya aneh, orang-orang hanya menghormati Ramadhan pada siang hari saja dan tidak setelah berbuka,” kata Sayadi.
Di negara-negara Arab, keamanan di bulan Ramadhan ditingkatkan. Contohnya di mall-mall, di mana mereka memantau para pengunjung lebih ketat selama Ramadhan. Pihak keamanan melakukan upaya untuk menasehati mereka yang berpakaian seronok dan memberitahu mereka bahwa tindakan mereka tidak baik. Namun, pihak keamanan tetap belum bisa memaksakan cara berpakaian tertutup kepada para pengunjung-yang masih berpakaian terbuka-, dan keamanan juga tidak bisa menyuruh orang-orang demikian untuk pergi.
“Kemeja pendek dan apapun yang terlalu pendek tidak diperbolehkan. Dari pengalaman kami, Saya tidak berpikir orang akan menentang aturan ini, karena ini hal yang masuk akal,” kata Hiwot Mamo, yang bekerja di manajemen Khalidiya Mall, kepada Gulf News.
Biasanya, di sana ada tanda peringatan di pintu-pintu mall dan di tempat-tempat umum lainnya, yang memperingatkan tentang aturan berpakaian. Namun, menurut Febronia Armenia (20), seorang lulusan manajemen perhotelan, mengatakan kepada Gulf News bahwa biasanya para remaja atau pemuda/pemudi menolak atau tidak mematuhi peringatan tersebut. Sebab, kata Armenia, orang-orang umumnya berpikir sesuatu dianggap tepat itu berdasarkan budaya yang berbeda.
Padahal, seharusnya setiap orang-terutama wanita-harus dengan sendirinya menyadari untuk berpakaian sopan (tertutup), baik di bulan Ramadhan atau tidak, di Arab ataupun bukan. (siraaj/arrahmah.com)