IDLIB (Arrahmah.id) – Ketika krisis meningkat di Ukraina setelah serangan Rusia di negara itu, banyak orang di Suriah menyuarakan solidaritas untuk Ukraina.
Di kota Binnish di provinsi Idlib barat laut Suriah, seniman grafiti Aziz Al Asmar melukis mural di sebuah rumah yang hancur oleh serangan udara Rusia yang isinya berupa dukungan untuk warga Ukraina setelah serangan Moskow pada Kamis (24/2/2022).
“Rezim Suriah dan sekutu Rusia-nya mengubah rumah kami menjadi reruntuhan selama 11 tahun terakhir, menyebabkan banyak orang mengungsi dari rumah dan desa mereka,” kata Al Asmar kepada Al Jazeera (24/2).
“Apa yang terjadi sekarang di Ukraina adalah kelanjutan dari kebijakan Rusia, dan itu tidak akan berhenti jika Dewan Keamanan [PBB] dan komunitas internasional tidak bersatu dan mengakhirinya.”
Dia mengatakan dia takut lebih banyak orang yang tidak bersalah akan terbunuh.
Fiaz Al Daghim mengatakan dia berempati dengan orang-orang Ukraina, mengingat bahwa dia sebagai warga Suriah juga berada di bawah serangan Rusia dan serangan udara.
“Saya sebagai orang Suriah telah menderita dari kepahitan dan kriminalitas agresi Rusia, jadi saya sangat tertekan oleh adegan orang Ukraina melarikan diri dari rumah mereka,” katanya kepada Al Jazeera.
“Saya ingat ketika pemboman pesawat tempur Rusia memaksa kami untuk melarikan diri dari kota-kota kecil kami di Idlib menuju perbatasan Turki. Itu adalah adegan yang mirip.”
“Siapa yang memberi Putin hak untuk membunuh orang dan mengusir mereka dari tanah mereka? Apakah tidak ada seorang pun di dunia ini yang akan menghentikan kejahatan Rusia dan mengakhirinya?”
Puluhan orang dilaporkan tewas selama jam-jam pertama invasi Rusia ke Ukraina, kata para pejabat, Kamis.
Pemerintah Putin telah menjadi sekutu utama Presiden Suriah Bashar al Assad selama perang di Suriah, yang dimulai pada 2011 dengan penindasan protes antipemerintah.
Rusia bergabung dalam perang di Suriah pada tahun 2015 dan dukungan militernya membantu memperkuat posisi pasukan pemerintah Suriah, mengubah konflik tersebut menguntungkan al-Assad. (hanoum/arrahmah.id)