TUNIS (Arrahmah.id) — Ratusan pengunjuk rasa menggelar protes untuk menuntut agar Presiden Tunisia, Kais Saeid, berhenti mengekang demokrasi dan membebaskan para kritikus yang di penjara.
Dipimpin oleh koalisi oposisi utama Tunisia, Front Keselamatan Nasional menggelar aksi protes dan rapat umum pada Ahad (9/4/2023).
Sekitar 300 demontran ikut berpartisipasi, mengibarkan bendera nasional serta poster para kritikus atau lawan politik yang telah ditahan pemerintah.
Mengutip France24 (9/4), selama rapat umum seorang pejabat partai Al-Joumhouri (Republik), Samir Ben Amor menyerukan agar dilakukan dialog nasional untuk menyusun peta jalan yang akan membawa Tunisia kembali ke jalur demokrasi.
Sejak awal Februari pemerintah telah menangkap lebih dari 20 lawan politik dan tokoh termasuk politisi, mantan menteri, pengusaha, anggota serikat buruh dan pemilik stasiun radio paling populer di Tunisia, Mosaique FM.
Presiden Saied merebut hampir seluruh kekuasaan Tunisia sejak ia membekukan parlemen pada Juli 2021, kemudian menangkap para pengkritiknya dengan dalih ancaman teror.
Bulan lalu, Amnesti Internasional yang berbasis di Inggris mengatakan pemerintah harus membebaskan para tahanan yang ditangkap atas tuduhan yang tidak berdasar.
Situasi politik di Tunisia semakin tegang, bersamaan dengan meningkatnya utang dan krisis biaya hidup. (hanoum/arrahmah.id)