AZAZ (Arrahmah.id) – Ratusan warga Suriah melakukan protes di Suriah utara yang dikuasai pemberontak pada Jumat (19/5) menentang partisipasi Presiden Bashar Asad dalam KTT Liga Arab di Arab Saudi setelah penangguhan selama lebih dari satu dekade.
“Rakyat menginginkan jatuhnya rezim,” teriak para demonstran di Azaz – salah satu slogan utama dari gelombang protes damai yang pecah di Suriah pada 2011.
“Suriah tidak dapat diwakili oleh Asad si penjahat,” bunyi spanduk pada protes di kota itu, yang berada di bawah kendali kelompok pro-Turki.
Protes anti-Asad terjadi di daerah lain yang dikuasai pemberontak, termasuk di kota utara Afrin di mana massa mengangkat bendera besar oposisi, lansir AFP.
Asad pada Jumat (19/5) menghadiri KTT Liga Arab pertamanya sejak badan tersebut menangguhkan Suriah pada akhir 2011 atas tindakan brutal terhadap demonstran yang menyebabkan perang saudara.
Lebih dari setengah juta orang telah terbunuh dan sekitar setengah dari populasi negara itu sebelum perang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena konflik.
“Kami meminta rakyat Arab untuk menekan pemerintah mereka untuk kembali pada keputusan (untuk mengakui kembali Suriah) dan agar Bashar Asad pergi,” kata Issam Khatib, seorang pengacara yang berasal dari kota utara Aleppo.
Asad telah diisolasi secara politik di wilayah tersebut sejak perang dimulai, tetapi gempa dahsyat pada 6 Februari yang menewaskan ribuan orang di Turki dan Suriah memicu penjangkauan Arab.
Serangkaian aktivitas diplomatik telah berlangsung dalam beberapa pekan terakhir karena saingan Timur Tengah Arab Saudi dan sekutu pemerintah Suriah, Iran, memperbaiki hubungan, mengubah hubungan regional.
Penahanan regional dengan rezim Suriah merupakan pukulan berat bagi oposisi politik dan bersenjata negara itu, yang mendapat dukungan Arab terutama pada tahap awal konflik.
Pasukan Asad sekarang menguasai sebagian besar Suriah, setelah merebut kembali sebagian besar tanah yang telah hilang dengan dukungan dari sekutu Iran dan Rusia.
Suriah berada di bawah kekuasaan kekuatan asing, pasukan Rusia, Iran, Turki, dan Amerika semuanya hadir.
Daerah yang dikuasai pemberontak di utara dan barat laut Suriah, yang dikendalikan oleh kelompok Islamis dan pejuang pemberontak yang didukung Turki, adalah rumah bagi lebih dari empat juta orang, setidaknya setengahnya telah mengungsi dari bagian lain negara itu. (zarahamala/arrahmah.id)