HOMS (Arrahmah.id) – Warga Suriah menggunakan media sosial untuk memperingati 11 tahun pembantaian oleh pasukan rezim Suriah di Houla, daerah pedesaan di Suriah tengah, yang menewaskan lebih dari 100 orang.
108 korban pembantaian tewas ketika pasukan rezim dan milisi sekutu membantai warga sipil di provinsi Homs, Suriah tengah ini pada 25 Mei 2012. Hampir setengah dari mereka yang tewas adalah anak-anak.
Daerah itu sebelumnya pada hari itu menjadi tempat protes keras terhadap Presiden Suriah Bashar Asad dan pasukannya, yang pada saat itu sekitar 14 bulan melakukan penumpasan brutal terhadap pemberontakan terhadap dia dan rezimnya.
Menggunakan tagar berbahasa Arab yang diterjemahkan menjadi #Houla_Massacre, warga Suriah di platform media sosial termasuk Twitter telah mengunggah foto dan video yang diambil segera setelah pembantaian tersebut. Beberapa termasuk gambar grafik anak-anak yang tampaknya ditembak mati oleh pasukan rezim.
Banyak pengguna Twitter bertanya bagaimana pemerintah dapat melakukan normalisasi dengan Damaskus sehubungan dengan pembunuhan di Houla dan pembantaian lain yang tak terhitung jumlahnya yang dilakukan oleh rezim tersebut.
“Kami tidak akan melupakan kejahatan para bajingan ini, bahkan jika semua orang di bumi menormalkan mereka,” kata seorang jurnalis.
Yang lain menunjukkan bagaimana beberapa negara Arab yang mengutuk pembantaian ketika itu terjadi sejak saat itu berusaha untuk menormalkan hubungan dengan para pelakunya.
Lebih dari 500.000 warga Suriah tewas sejak penumpasan brutal rezim terhadap pemberontakan rakyat yang memicu perang saudara pada 2011. Jutaan warga Suriah telah mengungsi dari rumah mereka. Sekitar 100.000 lainnya hilang.
Setelah bertahun-tahun isolasi diplomatik yang hampir total karena perang, Asad telah disambut kembali ke dalam politik regional.
Pekan lalu, Assad berpartisipasi dalam KTT Liga Arab pertamanya sejak 2011. (zarahamala/arrahmah.id)