IDLIB (Arrahmah.id) – Warga sipil yang dipindahkan secara paksa di provinsi Idlib barat laut Suriah mengumpulkan kantong plastik dan pupuk kandang agar tetap hangat di musim dingin, lapor kantor berita Anadolu.
Ratusan ribu warga sipil, yang berjuang untuk bertahan hidup di tenda darurat, tidak mampu membeli kayu bakar dan batu bara untuk musim dingin.
Berbicara kepada Anadolu, Halidiyyah Ahmad, warga kamp Hijrah di desa Kafr Arouk, mengatakan: “Kami tidak punya uang untuk membeli bahan bakar.”
“Anak-anak kami tidak punya apa-apa. Kami membutuhkan pakaian musim dingin untuk anak-anak, kayu untuk pemanas, bahan bakar dan kompor,” tambahnya.
“Kami tetap hangat musim dingin lalu dengan membakar kayu, kantong plastik dan pupuk kandang, dan tahun ini mereka harus melakukan hal yang sama untuk melewati musim dingin,” katanya.
Warga kamp lainnya, Ibrahim Ali, mengatakan mereka tidak punya uang untuk mempersiapkan musim dingin.
“Penghuni kamp kebanyakan adalah pencari nafkah harian dan uangnya hanya cukup untuk membeli roti. Mereka bahkan tidak bisa membeli sayuran. Itu sebabnya kami menggunakan cara primitif untuk menghangatkan diri,” katanya.
Dia mengatakan mereka tetap hangat dengan membakar kotoran, sisa kayu dan kantong plastik.
Namun, asap dari bahan-bahan tersebut berbahaya, katanya, seraya menambahkan bahwa anak-anak mereka jatuh sakit karena menghirup asap tersebut.
Perang Suriah dimulai pada 2011 ketika rezim Bashar Asad menindak pengunjuk rasa anti-pemerintah.
Menurut perkiraan PBB, ratusan ribu orang telah terbunuh, dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal. (haninmazaya/arrahmah.id)