DAMASKUS (Arrahmah.com) – Ada kekhawatiran banyak warga sipil masih terjebak di pinggiran kota terkepung, Damaskus, meskipun ribuan telah diperbolehkan untuk pergi.
Wartawan BBC yang melaporkan langsung dari Suriah mengatakan rezim Suriah meyakini hanya ada pejuang Suriah di pinggiran Damaskus, Muadhamiya. Namun laporan mengatakan ribuan warga sipil masih berada di sana karena takut untuk pergi.
Sementara itu, seorang sumber di Muadhamiya mengatakan kepada BBC bahwa lebih dari 500 pria yang berusaha untuk pergi dari zona perang, ditahan oleh pasukan rezim kafir Nusyairiah.
Klaim ini belum diverifikasi secara independen. Namun jika benar, maka akan bertentangan dengan statemen yang dibuat oleh Bulan Sabit Merah Suriah kepada BBC pada Rabu (30/10/2013) bahwa semua orang telah tiba di pusat pemerintahan bagi orang-orang terlantar di Damaskus.
Sedikitnya tiga wilayah di pinggiran kota Damaskus telah dikepung oleh tentara rezim selama berbulan-bulan.
Warga sipil yang diizinkan keluar melalui evakuasi, dinegosiasikan antara rezim dengan pihak oposisi yang mengendalikan daerah.
Kepala operasi untuk Bulan Sabit Merah Suriah, Khaled Arksoussi mengatakan telah BBC bahwa 1.500 sampai 1.800 orang telah meninggalkan Muadhamiya pada Selasa (29/10).
Mereka diberi pertolongan pertama dan kemudian dibawa ke tempat penampungan.
Rezim kafir Suriah mengklaim bahwa semua warga sipil telah meninggalkan daerah terkepung dan kini hanya ada apa yang mereka sebut “teroris” di daerah itu.
Kinda al-Shamamat, seorang menteri rezim Suriah, mengatakan siapa pun yang tinggal di sana adalah musuh.
“Di Muadhamiya ada kelompok bersenjata. Mereka adalah ‘teroris’. Sekarang kami telah mengambil warga sipil ke tempat-tempat aman dan oarang-orang yang bukan tanggung jawab kami, mereka adalah ‘teroris’,” klaimnya.
Namun wartawan BBC mengatakan, salah satu aktivis Suriah yang berhasil mencapai BBC melalui Skype mengatakan ribuan warga sipil masih terjebak di dalam, mereka terlalu takut untuk pergi.
Aktivis itu mengatakan, meskipun jaminan perjalanan yang aman, banyak pria yang berusaha untuk pergi dari wilayah terkepung, berakhir dengan penahanan.
Makan rumput
Sedikitnya dua wilayah lain di pinggiran Damaskus, Yarmouk dan Ghautah, juga dikepung oleh tentara rezim dalam beberapa bulan terakhir.
Situasi terus memburuk dan seorang ulama di Yarmouk mengeluarkan fatwa yang membolehkan orang-orang yang terkepung untuk memakan kucing, keledai dan anjing untuk bertahan hidup.
“Kami tidak melihat sepotong roti selama sembilan bulan,” ujar seorang perempuan kepada BBC. “Kami memakan daun dan rumput.” (haninmazaya/arrahmah.com)