GAO (Arrahmah.com) – Pesawat tempur dan helikopter milik penjajah Perancis telah menghantam kota Gao di utara Mali. Mereka membombardir kota tersebut sekitar 30 kali dalam waktu 36 jam.
Menurut laporan, sejumlah warga sipil gugur selama operasi tersebut, namun tidak diketahui angka pasti korban dari kalangan warga sipil tak bersalah.
Pada 11 Januari, negara penjajah Perancis melancarkan perang di Mali di bawah dalih “perang melawan teror” dan untuk menghentikan kemajuan para Mujahidin yang mengontrol bagian utara negara Afrika Barat tersebut. Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Belgia, Jerman dan Denmark telah menyuarakan dukungan untuk Perancis.
Kekacauan pecah di Mali setelah kudeta militer yang menggulingkan Presiden Amadou Toumani Toure pada 22 Maret 2012. Para pemimpin kudeta mengatakan mereka melancarkan aksinya untuk menanggapi ketidakmampuan pemerintah untuk membendung pemberontakan Tuareg di bagian utara negara yang telah berlangsung selama dua bulan.
Namun karena kudeta tersebut, para pemberontak Tuareg mengambil alih seluruh wilayah gurun utara, tetapi Mujahidin Ansar ad-Din yang berafiliasi dengan Al Qaeda, berhasil mendorong mereka ke wilayah samping dan mengambil alih wilayah utara Mali yang besarnya lebih besar dari Perancis atau Texas.
Mujahidin Mali menerapkan syariat Islam di wilayah tersebut selama berbulan-bulan dan kesejahteraan telah nampak di wilayah yang dikuasai Mujahidin. Hal ini membuat negara-negara Barat khawatir, mereka takut Mujahidin Mali akan melebarkan sayap dan memperluas wilayah. (haninmazaya/arrahmah.com)