DARAA (Arrahmah.id) – Setidaknya sepuluh pembunuhan dilaporkan di provinsi Daraa selatan dalam 48 jam terakhir, menargetkan warga sipil dan mantan pasukan oposisi, beberapa hari setelah rezim menujuk komando polisi dan beberapa kepala cabang keamanan baru.
Zaman Alwasl pada Selasa (29/3/2022) melaporkan bahwa dokter, Thaer Ziyad al-Balkhi, adalah salah satu korban yang meninggal pada Selasa, ketika sebuah alat peledak yang ditanam di mobilnya meledak di kota Mahaja, utara kota Daraa, mencatat bahwa korban adalah salah satu dokter operasi terakhir di kota.
Ini terjadi beberapa hari setelah rezim melakukan tindakan keamanan, termasuk komando polisi dan beberapa cabang keamanan, di mana kepala polisi Daraa, Brigadir Jenderal Dirar al-Dandal, dipindahkan ke Damaskus dan diangkat sebagai asisten kepala Departemen Perlindungan dan Penjagaan di Kementerian Dalam Negeri.
Brigadir Jenderal “Oqab Saqr Abbas”, kepala Cabang Keamanan Negara di Daraa, dipindahkan ke provinsi al-Hasakah, dan Brigadir Jenderal Bassam Shehadeh ditunjuk menggantikannya.
Pada bulan Agustus 2018, kesepakatan rekonsiliasi yang ditengahi Rusia dicapai di Suriah selatan menyebabkan para militan menyerahkan senjata mereka dan menggusur beberapa dari mereka ke wilayah utara, tetapi meskipun demikian, pertempuran kecil dan operasi militer sporadis masih berlangsung di tempat pertama kali meletusnya protes anti-pemerintah.
Revolusi Suriah yang berubah menjadi konflik berdarah telah merenggut 500.000 jiwa dan menelantarkan 13,2 juta orang sejak meletus pada Maret 2011 dengan represi brutal terhadap protes anti-pemerintah. (haninmazaya/arrahmah.id)