KUNDUZ (Arrahmah.com) – Ratusan penduduk sipil Afghan pada hari Ahad membawa para jenazah warga sipil yang dibunuh oleh pasukan boneka Afghan ke kota Kunduz, provinsi Kunduz, Afghanistan, dan menggelar protes atas pembantaian sadis itu serta meneriakkan slogan-slogan anti polisi dan anti pemerintah.
Pasukan boneka pada hari Ahad pagi secara membabi buta menembaki warga sipil tak bersalah di desa yang terletak di kota Kunduz. Mujahidin Imarah Islam Afghanistan melaporkan bahwa 15 warga, termasuk wanita dan anak-anak, gugur dibunuh. Sementara laporan lainnya mengatakan korban berjumlah 10 atau 16 orang.
Selain itu sejumlah lainnya turut terluka dan diculik. Disinyalir penyebab aksi brutal pasukan boneka itu adalah balas dendam atas tewasnya salah seorang komandan di jajaran pasukan boneka yang dibunuh oleh Mujahidin beberapa hari sebelumnya.
Sekitar 200 warga di kota itu melakukan demonstrasi sambil membawa para jasad korban pada Ahad sore, mereka meneriakkan slogan-slogan anti polisi, para pejabat pemerintahan boneka dan milisi-milisi ilegal.
Muhammad Nazir (50), yang kehilangan dua puteranya yang masih muda akibat penembakan itu, mengatakan, “Saya dan anak-anak saya berada di rumah ketika kami mendengar tembakan senjata pada pagi hari dan kami keluar, para pria bersenjata itu melepaskan tembakan ke arah kami, membunuh dua anak saya.”
Nazir juga mengatakan bahwa pemerintah tidak mampu memberikan keamanan bagi para penduduk untuk menghadapi para milisi boneka yang sering membunuh orang-orang tak bersalah.
Demonstran lainnya, Syed Muhammad, meminta pemerintah untuk menangkap para pelaku, sementara warga lainnya akan bertindak sendiri untuk melawan mereka (para pelaku). (siraaj/arrahmah.com)