CHRISTCHURCH (Arrahmah.com) – Ribuan orang berkumpul di sebuah taman di depan masjid Al Noor untuk Sholat Jum’at pertama (22/3/2019) sejak serangan teror mematikan di dua masjid di Selandia Baru.
Selandia Baru menyiarkan adzan secara langsung di televisi dan radio nasional sebagai tanda solidaritas terhadap Muslim setelah serangan teror baru-baru ini di negara itu.
Jumat kemarin menandai tepat sepekan sejak serangan teror di mana setidaknya 50 Muslim terbunuh ketika seorang teroris menembaki jamaah selama sholat Jumat di masjid Al Noor dan Linwood di Christchurch.
Sebagian besar korban penembakan massal terburuk di Selandia Baru itu adalah imigran atau pengungsi dari negara-negara seperti Pakistan, India, Malaysia, Indonesia, Turki, Somalia, Afghanistan, dan Bangladesh.
“Hati kita hancur, tetapi kita sendiri tidak hancur. Kita masih hidup, kita bersama-sama, kita bertekad untuk tidak membiarkan siapa pun memecah belah kita,” kata Imam Masjid Al Noor, Gamal Fouda, dalam khutbahnya.
“Kepada keluarga para korban, orang-orang terkasihmu tidak mati sia-sia. Darah mereka telah menyirami benih harapan,” imbuhnya.
Puluhan ribu orang memberikan penghormatan di seluruh negeri dengan beberapa bergandengan tangan di depan masjid. Yang lainnya mengucapkan doa di sekolah, kafe, dan bahkan kantor.
Di Christchurch, kerabat para korban dan pelayat lainnya memadati sebuah pemakaman di mana 27 dari para korban dimakamkan di pemakaman massal.
“Ini adalah jenazah spesial. Kami tidak melakukan ini setiap hari,” kata seorang pelayat melalui mikrofon, merujuk pada shalat pemakaman Islam.
“Kami tidak mengubur 27 saudara-saudari kita setiap hari.”
Yang pertama dimakamkan adalah Naeem Rashid, yang dipuji sebagai pahlawan, terbunuh saat mencoba menangkap penembak di masjid Al Noor.
Warga Australia, Brenton Tarrant (28) seorang tersangka supremasi kulit putih, telah didakwa dengan tuduhan pembunuhan setelah serangan Christchurch.
Dia dijadwalkan kembali ke pengadilan pada 5 April, ketika polisi mengatakan dia kemungkinan akan menghadapi lebih banyak dakwaan.
(ameera/arrahmah.com)