RAFAH (Arrahmah.id) – Sistem kesehatan di Jalur Gaza yang runtuh semakin tertekan setelah tentara pendudukan “Israel” mengintensifkan pengeboman di daerah Tal as-Sultan di Rafah dan daerah-daerah lain di daerah kantong tersebut, sehari setelah serangan terhadap sebuah kamp di Rafah menewaskan 45 warga Palestina.
Rumah Sakit Lapangan Indonesia adalah fasilitas medis terbaru di Rafah yang terkena serangan pada Senin (27/5/2024), yang menyebabkan kerusakan pada lantai atas rumah sakit.
Staf medis dan pasien dilaporkan terjebak di dalam fasilitas tersebut, di mana banyak keluarga Palestina juga berlindung.
Sebelumnya pada Senin, Rumah Sakit Khusus Kuwait di Rafah terpaksa ditutup setelah serangan “Israel” di luar gerbang rumah sakit menewaskan dua staf medisnya.
Para saksi mata mengatakan para korban terkena tembakan dari pesawat “Israel”. Rumah sakit tersebut sedang merawat sebagian besar dari 249 orang yang terluka dalam serangan “Israel” pada Ahad malam di sebuah kamp untuk para pengungsi, lansir Al Jazeera (28/5).
Direktur rumah sakit, Dr Suhaib al-Hams, mengatakan bahwa fasilitas tersebut tidak beroperasi karena “perluasan operasi militer ‘Israel’ di Rafah dan serangan yang dilakukan secara berulang-ulang dan disengaja terhadap rumah sakit dan sekitarnya”.
Dr Mohammed Tahir, seorang ahli bedah ortopedi yang secara sukarela bekerja di Rumah Sakit Gaza Eropa di Rafah, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa penutupan Rumah Sakit Khusus Kuwait membuat orang-orang di Rafah berada dalam bahaya besar.
“Apa yang kami alami di sini adalah serangan berlapis, sayangnya tidak hanya orang-orang yang diserang secara langsung, mereka juga dihalangi untuk mendapatkan layanan medis yang kritis,” kata Tahir.
“Rumah Sakit Kuwait telah dievakuasi -yang merupakan rumah sakit utama- dan mereka pindah ke al-Mawasi, di mana mereka memiliki rumah sakit lapangan, yang belum sepenuhnya siap. Dan sementara itu, helikopter membatasi pergerakan ambulans, sehingga mereka yang terluka tidak dapat menerima bantuan,” tambahnya.
Di Gaza tengah, ratusan warga Palestina yang menerima perawatan di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir el-Balah juga diyakini berada dalam bahaya karena fasilitas tersebut berada di ambang penutupan karena pasukan “Israel” memblokir pasokan bahan bakar.
Pasukan “Israel” telah merusak, menghancurkan atau menduduki 24 rumah sakit di Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu, dan hanya menyisakan enam fasilitas yang berfungsi sebagian dari total 36 rumah sakit di Gaza.
“Israel” telah memblokir pasokan penyelamat yang mencapai fasilitas kesehatan di seluruh Jalur Gaza sejak awal perang. (haninmazaya/arrahmah.id)