GAZA (Arrahmah.id) — Warga Palestina yang ditangkap oleh Israel di Gaza utara, mengaku diperlakukan seperti “hewan ternak” oleh pasukan Israel.
Mereka yang ditahan di kota Beit Lahiya, kamp pengungsi Jabaliya dan Kota Gaza mengatakan diikat, ditutup matanya, dan dimasukkan ke dalam bak truk.
Beberapa mengatakan mereka dibawa ke kamp di lokasi yang dirahasiakan, dalam kondisi nyaris telanjang dengan hanya diberi sedikit air.
“Kami diperlakukan seperti ternak, mereka bahkan menulis angka di tangan kami,” kata Ibrahim Lubbad, seorang ahli komputer berusia 30 tahun, yang ditangkap di Beit Lahiya, dikutip dari Times of Israel (19/12/2023)
Sementara itu seorang warga lain yang juga berasal dari Beit Lahiya mengaku tak punya cukup uang untuk melarikan diri ke wilayah selatan Gaza.
“Kami bertahan karena kami tidak ada hubungannya dengan Hamas,” kata warga bernama Abu Adnan al-Kahout itu.
Usai ditahan, mereka menyebut tentara Israel melepaskan para warga sekitar tengah malam tanpa pakaian, ponsel, maupun kartu identitas mereka di dekat perbatasan utara Gaza dengan Israel.
Mereka lalu diperintahkan untuk berjalan lewat bangunan-bangunan hancur, tank yang ditempatkan di sepanjang jalan, dan penembak jitu yang bersiaga di atap-atap bangunan.
Menanggapi pernyataan ini, Israel berdalih memperlakukan para tahanan “sesuai protokol”, dan diberi makanan dan air yang cukup.
Juru bicara IDF, Daniel Hagari, menyebut para tahanan dipaksa membuka pakaian untuk memastikan mereka tidak menyembunyikan bahan peledak maupun peralatan bersenjata lainnya.
Agresi Israel ke Palestina dimulai sejak 7 Oktober lalu, dan telah berlangsung selama lebih dari dua bulan hingga saat ini. Selama agresi tersebut, nyaris 20 ribu orang tewas dan puluhan ribu orang lainnya di Gaza luka-luka. (hanoum/arrahmah.id)