RAMALLAH (Arrahmah.com) – Puluhan warga Palestina yang kerabatnya menjadi korban kebiadaban “Israel” turun ke jalan menyerukan agar “Israel” mengembalikan jenazah orang-orang yang mereka cintai.
Demonstrasi digelar Senin (16/7/2018) di Ramallah sebelum sidang Mahkamah Agung “Israel” mengenai kasus 10 orang Palestina yang dibunuh oleh pasukan “Israel” sejak 2015 yang jenazahnya belum dikembalikan.
Dengan membawa spanduk bertuliskan “kami ingin anak-anak kami kembali” dan meneriakkan “kebebasan untuk para syuhada’ kami”, para ibu, ayah dan kerabat korban berkumpul di Al Manara Square di pusat kota Ramallah.
“Kami berhak untuk mendapatkan jasad mereka dan mengubur mereka. Kami berhak untuk mengetahui apa yang terjadi pada anak-anak kami,” kata Azhar Abu Srour kepada Al Jazeera.
“‘Israel’ selalu mencoba menutup-nutupi apa yang terjadi. Kita bahkan tidak bisa mengucapkan selamat tinggal kepada anak-anak kita, atau mengubur mereka dengan cara yang baik,” kata seorang ibu, yang jasad putranya belum dikembalikan sejak April 2016.
“Ini adalah kejahatan dan ‘Israel’ harus bertanggung jawab,” kata Abu Srour, yang berasal dari kota Betlehem di Tepi Barat.
Putranya, Abdulhameed, meninggal setelah melakukan serangan bom di sebuah bus di Yerusalem, beberapa bulan setelah sepupunya ditembak mati oleh tentara “Israel”.
“Israel” menahan jenazah para korban untuk digunakan sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi politik dengan pimpinan Palestina.
“Sebagai seorang ibu, Anda membesarkan anak Anda, mengajarinya, dan melihatnya tumbuh. Pada akhirnya, ketika ia menjadi seorang syuhada’, tugas terakhir yang harus Anda penuhi terhadap anak Anda adalah untuk menguburnya dengan cara yang baik,” kata Abu Srour.
Putranya adalah satu di antara 10 kasus lain yang telah sampai ke Mahkamah Agung “Israel”.
Empat dari 10 jenazah, termasuk Abdulhameed, telah dimakamkan di pemakaman milik tentara “Israel”, sementara enam lainnya tetap di kamar mayat di Abu Kbir Institute di Tel Aviv. (Rafa/arrahmah.com)