JENIN (Arrahmah.id) – Ratusan warga Palestina berbaris di Jenin Senin malam (17/7/2023), memprotes penahanan Otoritas Palestina (PA) atas beberapa warga Palestina karena alasan politik. Pawai tersebut dilakukan sebagai tanggapan atas seruan Brigade Jenin, kelompok perlawanan bersenjata terkemuka Palestina di kamp pengungsi Jenin.
Sebelumnya pada hari itu, Brigade menuduh PA, dalam sebuah pernyataan, melanggar kesepakatan dengan tidak membebaskan dua anggotanya, yang sebelumnya ditahan oleh pasukan keamanan Palestina, setelah kunjungan Presiden Palestina Mahmoud Abbas ke Jenin Rabu lalu (12/7).
Menurut pernyataan Brigade, pihaknya telah menerima permintaan PA untuk menjaga ketenangan di Jenin selama kunjungan Abbas dengan syarat PA akan membebaskan dua anggota Brigade yang ditahan setelah kunjungan tersebut.
“Kami menganggap penangkapan pejuang kami oleh PA sebagai noda yang memalukan, karena upaya pasukan keamanan PA bertemu dengan upaya pendudukan dalam menganiaya pejuang kemerdekaan”, baca pernyataan Brigade tersebut.
“Penangkapan ini tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali mengancam tatanan sosial dan nasional”, lanjut pernyataan itu, menyerukan protes warga Palestina.
Sementara itu, juru bicara pasukan keamanan Palestina, Talal Dweikat, membantah adanya penahanan politik di penjara PA. Dweikat berargumen bahwa kedua pria yang ditahan di Jenin ditangkap atas tuduhan kriminal, bukan politik.
Gubernur PA Jenin, Akram Rujoub, juga membantah tuduhan penahanan politik dan mengatakan mereka yang ditangkap telah menyerang kantor polisi Palestina.
Dalam aksi protes di kamp Jenin, para pejuang bersenjata membantah tuduhan gubernur. “Apakah rekan-rekan kita meninggalkan pusat penahanan untuk menyerang kantor polisi dan kemudian kembali ke sel mereka?” Orasi seorang pejuang di depan orang banyak. “Karena penyerangan kantor polisi terjadi setelah penahanan rekan-rekan kita”, lanjutnya.
Hadir dalam protes tersebut, Jamal Hweil, anggota majelis umum Fatah (Dewan Revolusi Fatah), faksi yang kepemimpinannya menjalankan PA, menunjukkan dukungannya terhadap tuntutan para pejuang sambil menyangkal pengetahuannya tentang kesepakatan yang seharusnya terjadi antara Brigade Jenin dan PA.
“Para pemuda ini telah berbicara dengan rasa tanggung jawab, berhati-hati dalam menjaga persatuan nasional kita di antara semua afiliasi kamp,” kata Hweil.
“Saya meminta pasukan keamanan kami dan Presiden Abbas secara langsung, dengan segala hormat, untuk membebaskan anak-anak itu”, tambah mantan pejuang terkenal pertempuran Jenin pada 2002 itu.
Protes itu terjadi beberapa jam setelah pasukan keamanan PA menangkap beberapa warga Palestina di kawasan Jenin, yang diduga berafiliasi dengan Jihad Islam Palestina (PIJ). Gerakan tersebut menuduh PA menindak anggotanya pada Ahad (16/7) dan meminta PA untuk membebaskan mereka.
Seruan serupa kepada PA untuk menghentikan ‘penangkapan politik’ disuarakan di seluruh dewan politik Palestina, termasuk juru bicara PFLP dan Hamas.
Ketegangan atas penangkapan politik oleh PA terjadi kurang dari dua pekan sebelum pertemuan Sekretaris Jenderal faksi Palestina yang diumumkan di Kairo, yang dijadwalkan pada 30 Juli.
Pertemuan tersebut, yang diminta oleh Mesir, adalah yang terbaru dari serangkaian upaya untuk mengatasi perpecahan politik Palestina, yang terakhir diadakan antara perwakilan Fatah dan Hamas di Aljazair pada Oktober tahun lalu. (zarahamala/arrahmah.id)