RIYADH (Arrahmah.com) – Sejumlah warga di Gaza, Palestina melakukan aksi unjuk rasa menuntut agar Arab Saudi membebaskan Dr Mohammad Al Khodari dan putranya, Hani al Khodari, serta semua tahanan Palestina yang telah ditahan sejak 2019 dinegara itu.
Mereka beralasan kondisi kesehatan Dr. Muhammad al Khodari semakin memburuk.
Profesor Saad Al Faqih, seorang politisi Saudi dan pendiri Gerakan Reformasi Islam di Arab (MIRA), mengatakan pada Ahad (4/4/2021) bahwa penahanan atas Dr Mohammad Al Khodari, utusan Hamas ke Riyadh, oleh Arab saudi adalah pelanggaran konvensi Saudi dan internasional.
Berbicara kepada Kantor Berita Shehab, dilansir Middle East Monitor (5/4), Al Faqih mengatakan bahwa Al Khodari adalah duta resmi untuk Arab Saudi yang seharusnya dijamin keamanannya karena dia mewakili partai resmi Palestina serta memiliki hubungan dengan pejabat Saudi.
“Bagaimana Dr Al Khodari bisa ditahan ketika dia memiliki hubungan resmi dengan otoritas Saudi yang mengetahui aktivitasnya?” Dia bertanya. “Dia [Al Khodari] tidak melakukan kejahatan apa pun.”
Akademisi terkemuka Saudi itu menunjukkan bahwa tidak ada dasar hukum atau konvensional untuk menahan Al Khodari.
“Jika negara tidak menginginkan dia di tanahnya, setidaknya negara itu harus mendeportasinya,” tambah Al Faqih.
Prof Al Faqih menekankan bahwa pembebasan Al Khodari membutuhkan tekanan internasional bersama terhadap Arab Saudi. Namun, ini tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat karena Hamas tidak mendapatkan dukungan dari negara-negara Barat atau rezim Arab yang ada. (hanoum/arrahmah.com)