Lahir pada tahun 1888, Omar Rajab Mohammad Toum, dari Gaza, telah menjalani hidup melewati sejarah modern Palestina, dari era Ottoman ke kekuasaan Inggris hingga pendudukan “Israel” berikutnya, lansir PNN pada Senin (17/11/2014).
Dia menyaksikan semuanya, dan masih ingat ketika dunia di sekelilingnya begitu bebas tanpa ada pemeriksaan perbatasan. Sebagai prajurit, dulu dia bepergian tanpa surat-surat identitas, ke Turki, Lebanon, Suriah, Yordania dan Libya.
Ketika Inggris berkuasa, cerita Palestina dimulai dan revolusioner bermunculan, katanya. “Saya bersama mereka dan saya mempunyai sebuah pistol. Saya tahu bagaimana cara membawanya dan menembakannya. Kami dulu pergi di malam hari dan menghancurkan jembatan yang digunakan oleh penjajah.”
Dibandingkan dengan hari ini, bagaimanapun, hari-hari yang dia lalui dahulu kala lebih damai, katanya. “Di bawah Ottoman, semuanya gratis. Kami dulu bekerja di bidang pertanian dan menanam berry, peach, anggur, menjualnya dan memakannya.”
Sementara banyak dari generasinya yang menikah dengan lebih dari satu istri, Mohammad Toum hanya menikah dengan seorang istri. “Saya menikah sekali dan istri saya sangat mengagumkan, bagi saya dia sangat membantu hidup saya. Kami memiliki empat anak dan sekarang saya memiliki 300 cucu dan saya tidak ingat nama-nama mereka.”
Berbicara mengenai rahasia umur panjangnya yang hingga kini mencapai usia 125 tahun, Mohammad Toum berkata bahwa dia terutama mengkonsumsi minyak zaitun dan timi untuk sarapan serta daging kelinci setiap hari untuk makan siang. Dia mengatakan jenis mentega yang dikenal sebagai “ghee” juga merupakan bagian dari makanan sehari-harinya.
Mohammad Toum mengatakan dia memiliki satu pesan bagi anak cucunya dan untuk warga Palestina di kampung halamannya di Jabalia, utara Gaza:
“Lindungilah tanah kalian, sebagaimana kalian melindungi istri dan anak-anak kalian, dan bekerjalah di bidang pertanian karena hal ini akan mendorong kalian untuk melestarikan tanah kalian dan mempertahankannya.”
(banan/arrahmah.com)