KATHMANDU (Arrahmah.com) – Ribuan warga Nepal mulai meninggalkan ibukota Kathmandu, pada Senin (27/4/2015), akibat dua hari gempa susulan yang melanda Nepal serta khawatir kekurangan makanan dan air setelah gempa yang menewaskan lebih dari 3.200 orang.
Sebagaimana dilansir oleh Reuters, jalan utama menuju ke luar kota macet dengan orang-orang, banyak diantara mereka yang menggendong bayi, mereka mencoba untuk naik ke bus atau mencari tumpangan mobil dan truk.
Antrian panjang terjadi di bandara Kathmandu dengan orang-orang yang nampak putus asa untuk mendapatkan penerbangan keluar.
Banyak yang mengatakan bahwa mereka telah tidur di tempat terbuka sejak gempa dahsyat yang terjadi pada Sabtu (25/4/2015), entah karena rumah mereka telah rata dengan tanah atau karena mereka khawatir gempa susulan akan membuat rumah mereka runtuh.
Orang yang sakit dan terluka hanya bisa berbaring di ruang terbuka di Kathmandu lantaran rumah sakit tak dapat menampung mereka. Operasi pun terpaksa dilakukan di dalam tenda yang didirikan di Universitas Medis Kathmandu, lansir Reuters.
Merujuk pada data Badan Kesehatan Dunia tahun 2011, Nepal hanya memiliki 2,1 pekerja medis dan 50 ranjang rumah sakit bagi setiap 10 ribu orang.
“Kami kewalahan melayani upaya penyelamatan dan permintaan bantuan dari seluruh wilayah,” ujar salah satu anggota penanggulangan bencana Nepal, Deepak Panda.
(ameera/arrahmah.com)