MONTREAL (Arrahmah.com) – Warga Muslim di provinsi Quebec di Kanada menghimbau pemerintah Liberal yang baru terpilih untuk mempromosikan pemerintahan Quebec yang inklusif dan ramah bagi semua warga.
“Sekarang kewajiban bagi pemerintah baru untuk membangun kembali iklim keadilan dan keadilan bagi penduduk Quebec dari semua latar belakang sesuai dengan perlindungan yang diberikan kepada mereka pada Piagam Hak dan Kebebasan Quebec,” Ihsaan Gardee, Direktur Eksekutif Dewan Muslim Nasional Kanada ( NCCM ), mengatakan dalam sebuah rilis media yang diperoleh OnIslam.net.
Kekalahan gemilang dari Partai Quebecois (PQ) oleh pemerintah Liberal dalam pemilihan provinsi pada Senin (7/4/2014) seharusnya menjadi akhir dari piagam kontroversial yang berisi nilai-nilai usulan PQ.
Dalam pemilu legislatif Quebec Senin (7/4), liberal memenangkan 41,4 % suara, mengambil 70 kursi dari 125 kursi Majelis Nasional.
Separatis telah kalah mempertahankan 30 kursi setelah mendapatkan 25,4 % suara, yang terendah sejak tahun 1989.
Kelompok agama, khususnya Islam, merasa ditargetkan sebagai kelompok yang harus dimarjinalisasi dalam piagam yang diusulkan Parti Québécois itu.
Piagam itu diresmikan September lalu, isinya melarang pegawai negeri mengenakan simbol-simbol agama mencolok, termasuk jilbab, turban, dan yarmulk, padahal pengguna atribut salib lebih banyak dari rata-rata.
“Kami menyambut baik kesempatan untuk berdialog dengan Couillard untuk mengartikulasikan isu-isu yang menjadi perhatian komunitas Muslim termasuk ketenagakerjaan, mengatasi kemiskinan, keruntuhan infrastruktur, pendidikan, dan melawan xenophobia dalam segala bentuknya, termasuk Islamofobia,” kata Ihsaan Gardee.
Perdana Menteri terpilih, Phillipe Couillard , menyatakan dalam pidato kemenangannya bahwa ia akan menjadi “wali dari semua orang Quebec.”
Muslim adalah komunitas agama paling cepat berkembang di Kanada, menurut badan statistik negara Kanada. Populasi Muslim Kanada meningkat sebesar 82 persen selama dekade terakhir, dari sekitar 579.000 pada tahun 2001 menjadi lebih dari 1 juta pada tahun 2011. (adibahasan/arrahmah.com)