MEDAN (Arrahmah.com) – Sebuah penyerangan warga Muslim oleh pemuda nashrani terjadi di kota Medan. Kejadian teror yang memilukan ini terjadi di Kampung Melayu, Selambu, Medan. Sebanyak 7 rumah dibakar dan 7 hektar ladang warga juga dirusak. Mengapa kaum minoritas nasrani ini begitu berani melakukan teror ke umat Islam yang mayoritas?
Kronolis Kejadian Penyerangan
Kejadian bermula saat penyerangan oleh 16 pemuda nashrani yang merusak ladang warga muslim. Ladang warga yang dirusak sekitar 7 hektare. Selain itu, pemuda nashrani ini juga membakar 7 rumah warga Muslim Selambu, Medan. Peristiwa tersebut diketahui setelah adanya laporan dari salah satu warga, tepatnya tanggal 28 Oktober 2010 pukul 8.00 malam. Sebenarnya warga Selambu yang dikenal dengan kampung Melayu ini adalah warga yang menempati tanah dari warisan raja Melayu dan dihuni oleh sekitar 40 KK. Sementara pemuda nashrani yang bertempat tinggal di seberang jalan tol rute Amplas-Tembung ini adalah warga dengan tempat tinggal di daerah yang bisa dikatakan tidak menguntungkan, dikarenakan oleh lahan yang dijadikan pemukiman tidak bisa dijadikan untuk lahan pertanian. Sementara kampung melayu adalah kampung yang mempunyai lahan yang sangat bagus untuk dijadikan pertanian, dengan kata lain faktor awal penyerangan tersebut adalah untuk merebut lahan yang sudah diolah warga melayu sekitar tahun 2000. Sementara warga kampung melayu sendiri juga sudah membuat kampung mereka sendiri di tahun 2005 yang lalu. Meski sudah terlihat keinginan warga kafir untuk merebut lahan tersebut di tahun-tahun sebelumnya, tetapi bentrokan fisik ini tidak terhindarkan lagi dan terjadi di tahun 2010 ini.
Nasrani Berdusta & Warga Muslim Siap Siaga
Setelah kejadian, sejumlah warga yang mendengar laporan tersebut mendatangi tempat kejadian, dan dengan ijin Allah mereka menawan 1 pemuda diantara mereka. Diwaktu malam itu juga pemuda tersebut dibawa ke Polsekta Percut Sei Tuan, tetapi hasilnya nihil. Alih-alih mendapat perlindungan dari para thogut, malah perkara ini tidak dianggap serius oleh mereka. Dengan hasil yang tidak sebanding, maka warga memulangkan pemuda tadi ke pihak nashrani lagi. Tapi dasar orang kafir, sesampainya pemuda ini kembali ke kelompoknya, dia mengarang berita bohong tentang kejadian yang dialaminya, dia menceritakan bahwa dia telah ditawan sama orang muslim dan dipukuli, sementara istrinya juga di bawa dan ditelanjangi mereka. Dengan berita bohong ini, maka terjadilah bentrokan di kubu Muslim dan kafir nashrani ini.
Teroris Teriak Teroris
Berikutnya, pada tanggal 30 Oktobernya warga kafir mengumpulkan sejumlah orang dan mencapai sekitar 600 orang, dan ditambah lagi pihak Muslim di sekitar kampung melayu ini, yang sebelumnya mereka sudah diancam oleh orang bertopeng dengan menggunakan senjata api untuk mau bergabung membantai dan membakar warga Muslim Kampung Melayu, dengan isu bahwa warga Kampung Melayu adalah kampung teroris dan menyembunyikan teroris.
Betapa paniknya warga di Kampung Melayu, bagaimana tidak penyerangan ini dilakukan tanpa sepengetahuan warga melayu, dan para warga hanya 20 orang saja dan itupun sudah termasuk anak-anak dan wanita. Kejadian ini terjadi pada pukul 10 pagi. Hal ini dikarenakan sebagian warga bekerja sebagai buruh bangunan dan pedagang yang kerja di kota Medan, dengan dipimpin oleh Pak Thoriq (saksi dari peristiwa ini) ibu-ibu dan anak-anak dikumpulkan di Masjid Kampung.
Dengan beringasnya kelompok kafir sudah sangat tidak sabar untuk membakar rumah dan membantai warga Melayu. Hal ini terbukti dan terlihat jelas sekali oleh Pak thoriq, karena mereka membawa senjata pedang panjang. Dengan keyakinan dan kepasrahan kepada Allah, warga muslim bergerak maju ingin melakukan perlawanan dengan mengucapkan takbir, seketika itu juga pasukan kafir bergerak mundur, karena terlihat sudah mundurnya pihak kafir, maka warga melayu bergerak mundur lagi hal ini dikarenakan tidak inginnya terjadi bentrokan fisik.
Malaikat Turun Membantu Muslim
Tapi memang dasar orang kafir, mereka sudah termakan hasutan dari salah pemuda sebelumnya, dengan beringas lagi mereka menyerbu warga melayu, dan dengan izin Allah, “karamah” datang menghampiri warga, pada saat kejadian tersebut Allah mengutus malaikatnya dengan perlengkapan perang yang komplit, warga kampung melayu mendengar bahwa ada cerita dari fihak kafir bahwa mereka mundur karena melihat adanya shaf pasukan, yang shaf pertama barisan dengan perlengkapan baju perangnya, shaf kedua dengan pakaian ala ninja, dan di shaf ketiga dengan berpakaian berjubah berwarna putih, betapa terkejutnya warga muslim melihat kejadian tersebut karena belum melakukan bentrok fisik ke fihak kafir, tetapi mereka melihat seperti adanya penghalang diantara pihak muslim, fihak kafir melakukan perlawanan kepada pasukan malaikat tersebut, dengan adanya perlawanan maka setelah berakhirnya bentrokan dan kocar-kacirnya pihak kafir, ternyata dari pihak mereka kritis satu orang dengan kepala hampir terpenggal.
Belum hilang keheranan fihak kafir dengan pasukan perang yang datang menghalangi warga, mereka malah mencari-cari berkeliling kampung untuk memastikan dimana mereka menyembunyikan pasukan malaikat tadi, malah ibu-ibu yang ketika itu diintrogasi polisi langsung menjawab “Kalau mau dicari disini mana ada, cari sana dilangit” ketusnya.
Anehnya lagi, kejadian ini ternyata sudah disaksikan oleh polisi thogut dari kejahuan, hal ini nampak jelas sekali karena setelah adanya pihak kafir yang kritis maka polisi datang. Sayangnya pula, berita dan kejadian ini bak hilang ditelan bumi dan tidak menjadi berita nasional, malah terlihat disembunyikan ke khalayak ramai. Itu konsekuensi dari media-media kafir dan sekuler yang mendominasi negeri ini. Padahal, TV One sebagaimana biasa dan gemar dengan berita semacam ini sudah meliput kejadian ini dan sudah pula menyiarkannya. Namun, tetap saja umat Muslim banyak yang tidak tahu berita ini dan banyak pula yang takut masalah ini bisa menjadi pemantik terjadinya isu SARA. Padahal, ini suatu bukti bahwa umat Muslim yang mayoritas di negeri ini bisa menjadi korban teror kaum nashrani yang minoritas. Dimanakah umat Islam yang lainnya ?
(M Fachry/zub/arrahmah.com)