KAIRO (Arrahmah.com) – Ribuan demonstran Mesir di Kairo mengarahkan kegeraman mereka terhadap Amerika Serikat karena mereka menganggap bahwa Washington yang selama ini mempertahankan kekuasaan Hosni Mubarak.
Protes yang dilakukan pada Senin malam (7/2/2011) merupakan yang terbaru dalam serangkaian demonstrasi terhadap presiden Mesir yang telah berlangsung selama dua minggu terakhir, seorang koresponden Press TV melaporkan.
Banyak poster dan spanduk di Tahrir Square Kairo yang diarahkan pada AS, Israel, dan Perancis.
Semua lapisan masyarakat membanjiri ke Tahrir Square dan banyak yang telah menghabiskan malam-malam mereka di alun-alun tersebut meskipun mereka tahu bahwa mereka dikepung oleh militer.
Sementara itu, di Alexandria, para demonstran berkumpul di alun-alun utama kota sambil menyanyikan revolusi mereka tidak akan mati.
Sebelumnya pada hari itu, Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton menyatakan dukungan untuk Mubarak. Clinton menyatakan Mubarak tidak perlu untuk turun buru-buru karena hal tersebut dapat menyebabkan komplikasi pemilu.
Washington mengirim kapal perang dan aset militer lainnya ke Mesir. Dua kapal perang AS telah tiba di Laut Merah, salah satunya mengangkut 800 tentara.
Para pejabat di Washington mengatakan AS sedang mempersiapkan untuk mengevakuasi orang Amerika dari Mesir. Sementara itu, sebuah kapal induk AS telah diperintahkan untuk tinggal di Mediterania.
Pengerahan sejumlah peralatan perang AS ke Mesir ini semakin memperjelas bahwa AS begitu khawatir dengan gelombang protes yang akan menumbangkan kekuasaan Mubarak, yang selama ini memudahkan AS untuk melakukan pengontrolan terhadap negara-negara lain yang ada di Timur Tengah serta Asia secara keseluruhan.
Namun, Pentagon membantah bahwa pihaknya melakukan intervensi militer di Mesir. (althaf/arrahmah.com)