SURIAH (Arrahmah.com) – Pengunjuk rasa Kurdi di timur laut Suriah berdemonstrasi di luar kantor PBB pada Ahad (28/11/2021) menentang perekrutan gadis remaja untuk berperang, seorang koresponden AFP melaporkan.
Satu dekade perang di Suriah telah melihat semua pihak dalam konflik merekrut anak di bawah umur, baik anak laki-laki maupun perempuan.
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan Mei mengatakan bahwa lebih dari 400 anak direkrut antara Juli 2018 dan Juni 2020 oleh Unit Perlindungan Rakyat (YPG), milisi Kurdi, dan afiliasinya di timur laut Suriah.
YPG adalah kekuatan dominan di Pasukan Demokratik Suriah (SDF), pasukan de facto pemerintahan otonomi yang dipimpin Kurdi.
Pada Ahad (28/11), hampir 30 orang berkumpul di luar gedung PBB di kota Qamishli untuk menuntut tindakan setelah sejumlah gadis dilaporkan telah direkrut ke dalam pertempuran, beberapa dari mereka direkrut paksa.
Para pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan: “Bawa kembali anak-anak kami” dan “Perekrutan anak menabur kepanikan di hati para ibu.”
Mohammad Sharif mengatakan putrinya yang berusia 16 tahun telah hilang selama hampir seminggu.
“Saya ingin putri saya kembali ke rumah,” katanya kepada AFP, seraya menambahkan bahwa dia yakin dia bergabung dengan Unit Perlindungan Wanita (YPJ), organisasi saudara YPG.
Balqis Hussein, 45, mengatakan putrinya telah hilang selama delapan hari.
Dia mengatakan dia tidak tahu apakah anaknya telah diculik oleh milisi Kurdi atau bergabung secara sukarela.
“Kami khawatir akan masa depan anak-anak kami, mereka tidak boleh direkrut atau dijadikan senjata,” katanya.
Pada Juni 2019, otoritas Kurdi menandatangani rencana aksi bersama dengan PBB untuk mengakhiri dan mencegah perekrutan anak.
Namun sejak penandatanganannya, PBB telah mengkonfirmasi setidaknya 160 kasus.
Khaled Jabir, co-kepala unit perlindungan anak administrasi Kurdi, mengatakan kantornya “baru-baru ini menerima sejumlah keluhan mengenai perekrutan anak ke dalam pertempuran”.
“Ada beberapa upaya untuk mengembalikan anak-anak ke keluarga mereka,” katanya kepada AFP.
“Kami dengan tegas menolak perekrutan anak oleh pihak manapun.”
Jabir mengatakan lebih dari 213 anak yang direkrut oleh milisi Kurdi telah dikembalikan ke keluarga mereka, termasuk 54 yang diserahkan pada bulan lalu. (haninmazaya/arrahmah.com)