SRINAGAR (Arrahmah.com) – Pasukan pendudukan India telah menembakkan gas air mata dan menggunakan pentungan untuk membubarkan ratusan demonstran di wilayah Kashmir yang diduduki oleh India.
Sedikitnya 12 orang terluka setelah protes yang digelar di ibukota Srinagar dan beberapa wilayah lainnya yang berubah menjadi bentrokan sengit, lansir BBC pada Jum’at (25/9/2015).
Para pengunjuk rasa marah dengan penangkapan empat pemimpin agama dan larangan 40 jam pada layanan internet. Larangan tersebut muncul setelah beberapa pemimpin Muslim setempat mendesak warga Kashmir untuk mengunggah foto-foto dari proses penyembelihan hewan di Hari Raya Idul Adha.
Saksi mata mengatakan kepada BBC bahwa bentrokan meletus setelah pengungjuk rasa anti-India berbaris di jalan-jalan di ibukota dengan mengangkat poster pejuang bersenjata.
Polisi pendudukan India kemudian menargetkan demonstran dengan menembakkan peluru plastik dan gas air mata.
Ketegangan meningkat di Kashmir setelah pengadilan India melarang penyembelihan sapi. Sapi adalah hewan suci dalam agama Hindu, agama yang dianut mayoritas warga India, namun di Kashmir sebagian besar penduduknya adalah Muslim.
Beberapa pemimpin agama dan kelompok perlawanan di Kashmir menyeru warga untuk tidak ragu menyembelih sapi di Hari Raya Idul Adha. Otoritas pendudukan India kemudian memblokir akses ke internet sehingga warga Kashmir tidak bisa mengunggah foto penyembelihan sapi.
Hukum India 1932 menyatakan bahwa penyembelih sapi akan dikenakan hukuman sampai 10 tahun pejara dan denda. Namun hukum ini tidak diberlakukan di Kashmir selama tujuh dekade terakhir.
Selain melarang penyembelihan sapi, polisi Kashmir juga telah menangkap beberapa pemuka agama dalam beberapa hari terakhir, termasuk Mirwais Umar Faruq yang dijadwalkan akan memimpin Sholat Ied di Srinagar.
Syed Ali Gilani dan Yasin Malik juga menjadi korban penangkapan yang memicu kemarahan warga Kashmir. (haninmazaya/arrahmah.com)