KABUL (Arrahmah.id) – Warga Kabul mengkritik pasukan keamanan Imarah Islam Afghanistan yang berpatroli di berbagai penjuru kota tanpa mengenakan seragam.
Warga meminta Imarah Islam untuk memberikan seragam kepada pasukan keamanan secepat mungkin untuk menghentikan penggunaan ilegal atas nama pasukan keamanan.
“Pasukan Imarah Islam tidak jelas di setiap pos pemeriksaan, apakah mereka pasukan militer atau sipil,” kata Abdullah, seorang penduduk Kabul, lansir Tolo News (2/9/2023).
“Mereka harus menentukan seragam Mujahidin karena semua orang menyalahgunakan seragam Mujahidin Imarah Islam. Jangan sampai ada yang melakukan sesuatu yang salah dengan seragam Mujahidin dan menyeret nama Imarah ke dalam aib,” kata Homayoun, penduduk Kabul lainnya.
Menurut analis militer, mengenakan seragam adalah persyaratan untuk tugas militer pasukan keamanan.
“Ketika seseorang berada dalam kerangka kerja militer, maka semua hukum dan prinsip-prinsip militer harus diterapkan padanya, salah satunya adalah penggunaan seragam dan senjata,” ujar Abdul Matin Mohammadkhail, seorang analis keamanan.
Sementara itu, menurut Kementerian Dalam Negeri, 60% personel keamanan Kementerian Dalam Negeri di seluruh negeri telah menerima seragam baru, dan prosesnya masih berlangsung.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Abdul Matin Qani, mengatakan bahwa alasan mengapa prosedur ini berjalan lambat adalah karena kesulitan ekonomi.
“Secara umum, sekitar 60% polisi Imarah Islam Afghanistan telah menerima seragam yang terkait dengan Kementerian Dalam Negeri, dan distribusi akan dimulai di masa depan,” kata Qani.
Hal ini terjadi karena, penduduk negara tersebut sebelumnya menyatakan keprihatinan atas kurangnya seragam yang ditentukan oleh pasukan keamanan dan meminta agar seragam khusus didistribusikan kepada mereka. (haninmazaya/arrahmah.id)