JENIN (Arrahmah.id) – Para pelayat Palestina mengusir para pemimpin Otoritas Palestina (PA) yang hadir pada prosesi pemakaman yang diadakan untuk para korban serangan “Israel” pada Rabu sore (5/7/2023).
Ribuan warga Palestina berkumpul untuk mengambil bagian dalam prosesi yang diadakan untuk 12 orang yang tewas dalam serangan besar-besaran “Israel”.
Namun, kemarahan ditujukan kepada para pemimpin PA yang datang untuk memberikan penghormatan.
Dalam video yang dibagikan secara online, pelayat terlihat meneriaki para pejabat, termasuk Mahmoud al-Oul dan Azzam al-Ahmad.
Banyak yang menyebut mereka “pengkhianat” dan mengatakan tindakan mereka “memalukan”.
Dalam beberapa video, kerumunan orang terdengar berteriak “keluar, keluar” secara serempak, mendorong para pemimpin Palestina keluar dari prosesi.
Banyak warga Palestina merasa dikecewakan oleh Otoritas Palestina karena kelambanannya setelah dimulainya serangan, yang, selama dua hari, merusak atau menghancurkan lebih dari 80 persen rumah di kamp dan menelantarkan sekitar 4.000 orang.
Saluran air dan listrik masih belum berfungsi hingga hari ketiga, memaksa warga mengungsi ke sanak saudara. Beberapa dibiarkan tidur di jalanan.
Banyak bagian dari kamp Jenin telah menjadi puing-puing, rumah sakit dan tempat ibadah juga rusak berat akibat serangan itu.
Saksi mata memberi tahu Middle East Eye bahwa serangan itu mirip setelah gempa bumi, dan saat penyerangan sedang berlangsung, suara tangis terdengar dari rumah-rumah.
Beberapa jam sebelum prosesi pemakaman, kerumunan warga Palestina juga berkumpul di luar markas PA di Jenin untuk melakukan protes.
Beberapa melempari gedung dengan batu untuk mengecam kelambanan PA selama pembantaian di Jenin.
Rasa marah yang nyata dapat dirasakan di jalan-jalan Jenin sejak pasukan “Israel” mundur pada Rabu pagi (5/7), banyak orang percaya bahwa PA lalai dan gagal melindungi warga Palestina. (zarahamala/arrahmah.id)