JEDDAH (Arrahmah.com) – Kementerian Kesehatan Kerajaan Saudi Arabia (KSA) telah menyarankan warga Jeddah untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap virus corona, yang telah merenggut nyawa 68 orang dan menginfeksi 189 sejak September 2012.
Apotik kini diserbu warga. Mereka berbondong-bondong untuk membeli pembersih tangan, masker wajah dan sesuatu yang dapat membantu menjaga mereka dari virus.
“Kementerian Kesehatan bersama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan para ahli internasional bekerja guna mengumpulkan informasi lebih lanjut tentang virus mematikan ini,” kata Khalid Mirghalani, juru bicara Departemen Kesehatan menekankan pada Senin (14/4/2014).
“Belum ada vaksin untuk virus corona sejauh ini,” katanya. ” Tapi Depkes menyarankan warga untuk menghindari kepanikan yang tidak perlu, cukup ikuti saja instruksi dan mengambil tindakan pencegahan untuk tetap aman sesuai dengan pedoman Depkes.”
Departemen Kesehatan baru-baru ini merilis seperangkat pedoman untuk perlindungan dan menyarankan warga Arab di Inggris untuk mengikuti mereka.
Kementerian menyarankan langkah-langkah pencegahan, dengan mewajibkan penggunaan masker wajah di tempat-tempat ramai, terutama selama Umrah dan Haji, dan untuk menghindari kontak dengan pasien.
Langkah-langkah lebih lanjut adalah mencuci tangan secara rutin, penggunaan desinfektan tangan, penggunaan handuk kertas (tissue) untuk batuk atau bersin dan beberapa lainnya.
Pedoman ini juga menginformasikan tanda-tanda dan gejala infeksi virus corona, yang meliputi batuk, demam, hidung dan tenggorokan mampet, sesak napas, dan dalam beberapa kasus, disertai diare. Dalam kasus lebih lanjut, pasien dapat mengalami komplikasi serius, seperti pneumonia berat, yang dapat menyebabkan kematian.
Beberapa sekolah di Inggris telah merekam tingkat tinggi ketidakhadiran siswa asal Jeddah, meskipun Departemen Pendidikan membantah penutupan sekolah, yang menyatakan bahwa “tidak ada virus corona di kalangan siswa.”
Departemen Kesehatan mengatakan bahwa pemerintah mengambil “semua tindakan pencegahan untuk orang-orang yang telah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi dan telah mengambil sampel dari mereka untuk memeriksa apakah mereka terinfeksi.”
Sementara itu, beberapa dokter dan ahli kesehatan di Inggris sedang melakukan program kesadaran kesehatan untuk menciptakan kesadaran akan MERS dan mendidik masyarakat tentang pencegahan virus mematikan.
Sindrom Pernapasan Timur Tengah (Midle East Respiration Syndrome/ MERS), merupakan istilah lain untuk virus corona, pertama kali dilaporkan di Inggris pada tahun 2012.
Tingkat kematian yang relatif tinggi, bagaimanapun, dikaitkan dengan faktor-faktor lain, seperti usia lanjut atau kondisi medis lainnya. (adibahasan/arrahmah.com)