TEL AVIV (Arrahmah.id) — Ratusan warga Israel berunjuk rasa di pusat kota Tel Aviv pada Senin malam, menuntut pemerintah menuntaskan kesepakatan pertukaran sandera dan menerapkan gencatan senjata di Gaza dengan Hamas.
Unjuk rasa tersebut awalnya menandai ulang tahun sandera Alon Ohel, yang masih ditawan di Gaza selama tahun kedua. Namun, setelah Hamas mengumumkan akan menangguhkan pembebasan sandera gelombang keenam — yang dijadwalkan pada Sabtu — hingga Israel sepenuhnya mematuhi kesepakatan tersebut, lebih banyak demonstran bergabung, menekan pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menegakkan kesepakatan tersebut.
Dilansir situs berita Israel Walla (11/2/2025), pengunjuk rasa membakar dan menyalakan obor, memblokir kedua arah Begin Road di dekat Kirya, markas besar Kementerian Pertahanan Israel, yang menyebabkan gangguan lalu lintas besar-besaran.
Sambil meneriakkan “Bawa Mereka Semua Kembali Sekarang” dan “Cukup Perang,” para pengunjuk rasa membawa plakat yang mengecam penanganan pemerintah terhadap kesepakatan tersebut. Beberapa pihak menuduh Netanyahu menyabotase perjanjian tersebut, dengan meneriakkan, “Pemerintah Israel merusak kesepakatan” dan “Netanyahu merusak kesepakatan”.
Seiring memburuknya krisis kemanusiaan, otoritas lokal Gaza telah mendesak mediator internasional untuk menekan Israel agar menerapkan ketentuan kemanusiaan dari gencatan senjata, yang memungkinkan masuknya bantuan yang memadai ke daerah kantong yang terkepung tersebut. Sejauh ini, upaya tersebut telah gagal.
Pada Senin malam, Hamas menyatakan telah sepenuhnya memenuhi komitmennya berdasarkan kesepakatan gencatan senjata tetapi menuduh Israel melanggar empat ketentuan utama. Sebelumnya pada hari itu, sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, mengumumkan penundaan pembebasan sandera berikutnya hingga Israel mematuhi semua ketentuan perjanjian.
Kesepakatan gencatan senjata tiga fase telah berlaku di Gaza sejak 19 Januari, menghentikan perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 48.000 orang dan menghancurkan daerah kantong tersebut.
Pada fase pertama gencatan senjata, yang berlangsung hingga awal Maret, 33 sandera Israel akan dibebaskan dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina. Pertukaran keenam Israel-Hamas dijadwalkan minggu ini.
Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November tahun lalu untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong itu. (hanoum/arrahmah.id)