LONDON (Arrahmah.com) – Ribuan warga Inggris, termasuk para aktivis anti perang dan para anggota parlemen berkumpul dalam Pertemuan Massa anti-Perang di Trafalgar Square. Mereka mendesak agar pasukan Inggris segera dipulangkan dari Afghanistan.
Aksi yang diorganisasikan oleh Stop the War Coalition ini menandai peringatan tahun ke-10 perang Afghanistan dan dihadiri oleh Noam Chomsky, penemu Wikileaks Julian Assange, sekjen Unite Len McCluskey, dan seorang anggota parlemen dari Partai Buruh.
“Setelah 10 tahun perang di Afghanistan, lebih dari 100.000 pasukan NATO tersisa dan puluhan ribu pasukan lainnya tewas. Pemerintah yang mengklaim bahwa perang ini berkontribusi bagi stabilitas Inggris tampaknya hanya pepesan kosong,” demikian diungkapkan dalam pernyataan Stop the War.
“Sejumlah jajak pendapat memperlihatkan bahwa mayoritas warga Inggris ingin penarikan pasukan Inggris sesegera mungkin. Para politisi harus segera mengambil langkah untuk merealisasikan aspirasi rakyat dan segera mengumumkan tanggal pemulangan pasukan.”
Sepuluh tahun lali, pasukan salibis AS dan Inggris mulai membombardir Afghanistan, salah satu negara termiskin di dunia. Setelah dua bulan, pada Desember 2001, sekitar 3.000 orang tewas di Afghanistan.
Lebih lanjut, para demonstran geram karena pemerintah mereka mengambil langkah penghematan anggaran di sana-sini sebagai bagian dari rencana untuk membiayai perang. Pemerintah Inggris memotong pengeluaran kesejahteraan rakyat, menjual aset publik pada perusahaan swasta, serta menaikkan biaya pendidikan. Untuk mendukung keterlibatannya dalam menginvasi Libya saja, para pembayar pajak harus membayar £ 1,75 miliar. (althaf/arrahmah.com)