![Kotoran sapi disebar di lokasi shalat Jumat di Sektor 12 Gurugram. [Foto : New Laundry India]](https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2021/11/Warga-Hindu-Radikal-di-Gurugram-Sebarkan-Kotoran-Sapi-di-Tempat-Shalat-Jumat.webp?fit=1710%2C962&ssl=1)
HARYANA (Arrahmah.com) — Warga Hindu radikal di Gurugram terus memprotes umat Islam yang shalat di tempat umum di wilayah mereka pada hari Jumat (12/11/2021).
Untuk menghentikan aktivitas shalat Jumat, beberapa dari mereka kemudian menyebarkan kotoran sapi di tempat yang sering diselenggarakan shalat Jumat oleh warga Muslim, khususnya di Sektor 12A Gurugram.
Anggota kelompok Hindu radikal juga berkumpul di tempat itu dan mengatakan bahwa mereka berencana untuk mendirikan lapangan voli di sana.
“Kami akan duduk di sini dengan tenang … tetapi kami tidak mengizinkan adanya shalat. Kami akan merencanakan pertandingan voli di sini,” kata salah satu aktivis Pramila Chahar, menurut laporan NDTV (12/11/20210).
Aktivis lain bernama Veer Yadav mengatakan, “Kami akan membuat jaring… akan membangun lapangan voli di sini, anak-anak akan bermain. Tidak ada shalat, apa pun yang terjadi. ”
Foto-foto viral dari tempat itu menunjukkan deretan kotoran sapi yang tersebar di tanah.
Sebelumnya, para aktivis Hindu radikal telah mengadakan puja pekan lalu dan melarang umat Islam melakukan shalat Jumat di wilayah yang sama.
Akibatnya, meskipun umat Islam telah berkumpul di tempat seperti biasa, mereka tidak dapat melaksanakan salat Jumat kemarin lusa.
Sektor 12A adalah salah satu wilayah di Gurugram yang dibolehkan untuk diselenggarakan shalat sebagaimana kesepakatan dengan umat Hindu pada tahun 2018. Namun selama beberapa bulan terakhir, penduduk di beberapa daerah tersebut telah menentang hal ini.
Mereka kemudian menggelar acara ibadah rutin bertepatan dengan shalat Jumat.
Laporan NDTV menambahkan bahwa otoritas Gurugram telah memberi tahu umat Islam bahwa izin yang diberikan untuk shalat akan dibatalkan jika ada keberatan dari penduduk setempat.
“Persetujuan dari administrasi diperlukan untuk shalat di tempat umum dan terbuka. Jika masyarakat setempat keberatan, izin tidak akan diberikan…” kata pihak berwenang. (hanoum/arrahmah.com)
