GAZA (Arrahmah.com) – Selama sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, warga Gaza berdoa semoga Allah meringankan penderitaan warga di Gaza dan di dunia Muslim serta kebebasan bagi para tahanan Palestina di penjara-penjara “Israel”, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Kamis (16/7/2015).
Masjid-masjid di Gaza tahun ini tidak bisa menampung jama’ah dalam jumlah besar, sehingga banyak dari jama’ah membludak sampai ke halaman dan koridor.
Hal ini sangat kontras dengan kondisi tahun lalu, ketika shalat selama sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan terpaksa harus dibatalkan untuk melindungi jama’ah Palestina dari serangan “Israel”.
Kementerian Wakaf Palestina mengatakan bahwa “Israel” telah menghancurkan sebanyak 64 masjid selama agresinya, dan merusak 150 lainnya.
Serangan “Israel” terhadap Gaza dimulai pada hari ketujuh bulan Ramadhan pada tahun lalu.
“Saat-saat yang sangat sulit karena di saat yang diberkati itu (bulan Ramadhan) pada tahun lalu kami terpaksa berada di rumah-rumah kami, khawatir menjadi sasaran serangan “Israel”,” seorang jama’ah bernama Abdul Rahman al-Jarush mengatakan kepada Anadolu Agency.
Al-Jarush berharap bahwa Gaza pada suatu hari nanti bisa hidup dalam damai, dan segala penderitaan yang disebabkan oleh perang “Israel” dan delapan tahun blokade bisa berakhir.
Di Gaza, orang-orang berbondong-bondong memenuhi masjid, shalat, membaca Al-Qur’an dan berdoa.
Brigade Al-Qassam bergantian sholat dan berjaga-jaga di wilayah yang berbatasan dengan “Israel”.
“Kami mencoba untuk menggunakan sebaik mungkin waktu yang diberkati ini dengan membaca Al-Qur’an, melakukan shalat dan berdoa,” Abu al-Baraa, anggota sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengatakan kepada Anadolu Agency.
“Agar tidak melalaikan tugas kami, kami dibagi menjadi kelompok-kelompok dan menjalankan tugas kami secara bergantian, maka, malam-malam kami dihabiskan antara beribadah dan menjaga keamanan,” katanya.
“saat tahun lalu ini kami harus melawan musuh Zionis. Hari ini, kami di sini beribadah, berjaga-jaga, dan mempersiapkan diri untuk konfrontasi. Tugas ini akan berlanjut sampai pembebasan semua tanah kami, ” tambahnya.
(ameera/arrahmah.com)