Pengepungan ketat yang diberlakukan penjajah “Israel” di Jalur Gaza telah mempengaruhi aspek-aspek utama kehidupan warga di sana, seperti listrik dan bahan bakar. Hal ini mendorong warga Gaza untuk terus mencari solusi kreatif guna memecahkan masalah-masalah yang ditimbulkan akibat pengepungan ini.
Teknisi listrik Palestina bernama Hassan Saeed berusaha melakukan yang terbaik untuk mengembangkan sirkuit penerangan untuk menerangi jalan-jalan kota di daerah Al-Shejaea di sebelah timur Jalur Gaza, lansir MEMO pada Rabu (12/2/2014).
Hasan bisa menggunakan baterai-baterai mobil tua, yang menyimpan listrik yang sangat sedikit, untuk menerangi dua jalan sepanjang 500 meter dan 60 rumah dengan menggunakan LED panel lights.
Baterai atau aki pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia, yang akan digunakan untuk menyediakan listik ke sistem starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen komponen kelistrikan lainnya
Lampu-lampu LED tidak menghabiskan banyak listrik dan aki-aki mobil digunakan delapan jam sehari saat pemutusan pasokan listrik.
Didukung oleh sumbangan individu, Hasan bisa menutupi biaya kabel dan panel-panel LED yang diperlukan. Sejumlah orang pun menawarinya dukungan teknis dan saran yang membantu dalam menyelesaikan dan memelihara kreasinya itu.
Jenis penerangan ini lebih aman bila dibandingkan dengan lilin dan inverter listrik buatan sendiri yang telah menyebabkan kebakaran di banyak rumah dan merenggut banyak nyawa selama pengepungan penjajah “Israel” di sana.
Biaya penerangan sebuah rumah yang menggunakan Jaringan Persatuan Nasional Hasan untuk proyek Penerangan Amal adalah $ 50, namun dia tidak mengenakan biaya khusus, hanya tergantung pada sumbangan untuk menutupi biaya-biaya yang dibutuhkan.
Radio, laptop dan internet juga bisa menyala dan tersambung dengan aliran listrik Hasan ini. (banan/arrahmah.com)