GAZA (Arrahmah.id) — Ratusan warga Palestina di Jalur Gaza menggelar aksi anti Saudi yang menyerang milisi Syiah Houtsi di Yaman pada Sabtu (22/1/2022), lansir ABC News.
Selama demonstrasi yang dimotori kelompok Jihad Islam, puluhan pengunjuk rasa meneriakkan “Matilah Keluarga Saud,” dan melambai-lambaikan poster pemimpin milisi Syiah Houtsi Yaman juga pemimpin Syiah lainnya.
Kelompok Hamas tidak tampak tidak berpartisipasi dalam protes tersebut, namun Hamas yang mengontrol Gaza mengizinkan kegiatan itu.
Ketidakikutan Hamas pada aksi itu, diduga sebagian pihak karena mempermalukan Hamas yang memiliki dukungan dari negara-negara Arab.
“Teriakan kebencian terhadap negara-negara Arab dan Teluk di Palestina, tidak tidak mewakili posisi dan kebijakan kami,” ungkap pernyataan Hamas, lansir The Times of Israel (24/1).
Konflik Yaman dimulai pada tahun 2014, ketika milisi Syiah Houtsi yang didukung Iran mengambil ibu kota, Sanaa, dan sebagian besar Yaman utara, serta memaksa pemerintah untuk melarikan diri ke selatan.
Koalisi yang dipimpin Saudi kemudian memasuki perang beberapa bulan untuk mencoba memulihkan pemerintah ke tampuk kekuasaan.
Pertempuran itu telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Sebagian besar dunia Arab memihak Arab Saudi dan sebagian besar melihat Iran sebagai musuh.
Hamas mencoba bermain di dua sisi dan berusaha tidak memihak sebab mereka menerima jutaan dolar dari Iran dan mendapat dukungan luas dari Arab dalam melawan Israel.
Hanya saja beberapa tahun terakhir, ketika sebagain negara Arab mulai menjalin hubungan dengan Israel, internal Hamas pun seperti terpecah dalam dua kubu.
Mahmoud Zahar, seorang pejabat tinggi Hamas, mengatakan pada hari Sabtu bahwa dia mendukung serangan drone milisi Syiah Houtsi terhadap Uni Emirat Arab.
Atas dukungannya dengan tagar “#Palestinians Support the Houthis”-nya, wakil kepala polisi Dubai, Dhahi Khalfan Tamim, mengatakan bahwa Zahar harus ditempatkan dalam daftar orang yang paling dicari di UEA. (hanoum/arrahmah.id)