GAZA (Arrahmah.com) – Puluhan warga Palestina di Jalur Gaza menggelar demonstrasi pada Kamis untuk mendukung ratusan tahanan Palestina yang tengah melakukan aksi mogok makan.
Aksi mogok makan telah memasuki hari 32 di mana pihak berwenang “Israel” sejauh ini menolak untuk memenuhi tuntutan para pelaku tahanan tersebut.
Para demonstran berkumpul di luar kantor Komite Palang Merang Internasional (ICRC) di kota Gaza.
“Kami telah mengirim ribuan surat ke organisasi kemanusiaan, termasuk ICRC, meminta campur tangan mereka atas nama pelaku aksi mogok makan,” Nashat al Wahidi, juru bicara Prisoners and Detainess’ Committe, mengatakan.
“Aksi mogok makan adalah tindakan para tahanan untuk melawan pelanggaran terus menerus yang mereka hadapi (oleh pemerintah ‘Israel’),” tambahnya.
Al Wahidi mengecam apa yang ia sebut sebagai “pengabaian” dari pihak organiasi kemanusiaan internasional, yang, ia tegaskan, “seharusnya membela hak pemogok makan”.
Ia kemudian mendesak ICRC untuk “memikul tanggung jawabnya” dalam hal ini.
Dalam sebuah pidato yang disampaikan atas nama institusi Palestina yang ditujukan untuk melindungi hak-hak narapidana, Abdullah Qandil, direktur Asosiasi Waed, sebuah LSM hak Palestina, menerupkan “memperkuat aksi untuk mendukung pemogok makan”.
Qandil juga mendesak presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk “mengajukan keluhan langsung ke pengadilan internasional yang mengecam ‘Israel’ karena pelanggaran yang telah berlangsung terhadap warga Palestina yang dipenjara”.
Dipimpin oleh ikon perlawanan yang dipenjara, Marwan Barghouti, lebih dari 1.500 tahanan Palestina memulai aksi mogok makan terbuka pada 17 April untuk menuntut lebih banyak kunjungan ke penjara, perawatan medis yang layak, dan perawatan yang layak untuk para narapidana wanita.
Sejak itu, warga Palestina telah melakukan demonstrasi untuk menunjukkan solidaritas terhadap rekan-rekan mereka yang tengah melakukan aksi mogok makan tersebut.
Menurut angka Palestina, “Israel” saat ini menahan lebih dari 6.500 warga Palestina, termasuk sejumlah perempuan dan anak-anak, di 24 pusat penahanan. (fath/arrahmah.com)