BAGHDAD (Arrahmah.id) — Penduduk desa Sulaymaniyah di Timur Laut Irak menyimpan sebuah manuskrip Al Quran yang diperkirakan ditulis oleh ulama pada 700 tahun lalu.
Al Quran tua ini pun begitu mendapat perhatian khusus dari warga. Terlebih ada banyak cerita berkaitan dengan Al Quran yang berusia tua ini. Banyak orang yang bertaubat kemudian bersumpah menggunakan Al Quran ini.
Seperti dilansir Al Jazeera (21/1/2022), Al Quran ini memiliki dimensi 37×26 sentimeter dan ditulis di atas kertas langka yang mendapat perlindungan ekstra dari panas dan kelembaban berkat minyak dan bahan khusus diatasnya.
Al Quran seberat 2,2 kilogram ini ditulis dengan tinta hitam, sedangkan tinta merah digunakan untuk penomoran ayat dan memberikan penjelasan tambahan di sisi-sisinya.
Khader Abdullah adalah pemegang Al Quran tua tersebut. Ia memperolehnya turun temurun dari orang tuanya.
Pria berusia 66 tahun itu mengatakan bahwa manuskrip tersebut mewakili warisan, nilai sejarah, estetika dan seni dan tidak berbeda dengan salinan Al Quran lainnya dalam bentuk, isi, kata, huruf, dan gerakannya.
Menurut Abdullah, orang tua yang tinggal di desa itu, Al Quran ditulis oleh seorang ulama senior di daerah yang dikenal sebagai Imam Davoud.
Penduduk desa sebelumnya menyimpan Al Quran di masjid, yang juga menyandang nama penulisnya, tetapi setelah itu pihak berwenang memutuskan untuk menyimpannya di museum. Namun, warga menolak tawaran tersebut karena menganggap naskah tersebut sebagai warisan budaya mereka sendiri.
Penduduk setempat menggunakan Al Quran untuk bersumpah atau memohon selama terjadinya masalah dan bencana di desa mereka, dan inilah yang mendorong Abdullah untuk menyimpan salinannya sampai sekarang di rumahnya dan tidak menyerahkannya kepada lembaga pemerintah mana pun.
Zana Johar, seorang guru Al Quran di desa yang belajar membaca dan menulis di masa kecilnya berkat Al Quran ini, menyesali kurangnya perhatian dan minat pihak berwenang terhadap desa bersejarah dan warisannya.
“Jika salinan Al quran ini ada di negara lain, banyak studi sejarah dan penelitian akan dilakukan untuk mengungkap bahan yang digunakan dalam penulisannya, terutama kertas yang digunakan di dalamnya,” katanya. (hanoum/arrahmah.id)