DAGESTAN (Arrahmah.com) – Protes spontan meletus di ibukota Dagestan, Shalmilkala. Semuanya dimulai saat penjajah Rusia sekali lagi memblokade sebuah rumah yang berisi perempuan dan anak-anak dan mengklaimnya bahwa beberapa “militan” yang diduga melancarkan operasi martir ganda di pinggiran Shalmilkala beberapa hari yang lalu, tinggal di sana.
Menurut sumber lokal hak asasi manusia, para penyerang awalnya tidak melepaskan perempuan dan bayi dari rumah itu. Kemudian mereka mulai melakukan apa yang disebut dengan “negosiasi” dengan Mahmoud Mansour yang ternyata adalah target utama para penjajah, seperti yang dilansir Kavkaz Center.
Sabtu (19/5/2012) pagi, Mahmoud Mansour tewas dibunuh oleh penjajah Rusia. Menurut klaim penjajah, ia “melemparkan granat tangan” ke arah pasukan khusus.
Sementara itu, menurut laporan sumber hak asasi manusia, seorang pemuda mengatakan di telepon bahwa Mansour tidak ada hubungannya dengan pemboman ganda di pos pemeriksaan Rusia.
Setelah pembunuhan Mansour, Rusia menangkap perempuan dan anak, serta seorang pemuda, Abdurahman Magomedov yang ternyata adalah seorang tamu yang tengah mengunjungi keluarga Mansour pada hari itu.
Sebelum meninggal dunia, Mansour diinterogasi dan disiksa secara brutal di kantor polisi oleh sekelompok polisi boneka dari departemen kepolisian distrik Kirov.
Pada Sabtu malam, sekitar 200 penduduk setempat memecah penjagaan di sekitar kantor polisi menuntut untuk pembebasan para sandera lainnya. Sebelumnya, sekitar 300 penduduk Shalmilkala spontan bergerak ke rumah yang menjadi target di desa Separatornaya dalam upaya untuk mencegah pembunuhan baru oleh penjajah Rusia. (haninmazaya/arrahmah.com)