MAUNGDAW (Arrahmah.com) – Etnis Buddha Rakhine sering menyamar sebagai tentara untuk melakukan kejahatan terhadap Muslim Rohingya, sebagaimana laporan dari warga Rohingya.
Sabtu (14/7/2012), gerombolan Buddhis Rakhine dilengkapi dengan senjata merampok desa-desa Rohingya di kota Maungdaw dan memperkosa beberapa Muslimah Rohingya dengan menyamar sebagai tentara. Warga desa mengatakan bahwa kemudian mereka ditangkap oleh polisi Nasaka (pasukan keamanan perbatasan) dari kota Maungdaw, berdasarkan laporan Kaladan News, mengutip laporan warga desa Rohingya.
Warga desa juga mengatakan bahwa “desa-desa Rohingya telah dibuat letih oleh penganiyaan polisi Hluntin (polisi anti huru-hara), tentara dan Sarapa (intelijen militer) sejak 8 Juni. Sementara, beberapa penjahat Rakhine mengambil kesempatan ini, mereka pergi ke desa-desa Rohingya dan merampok bahan makanan serta memperkosa para wanita dengan menyamar sebagai tentara. Dari mana mereka mendapatkan senjata dan seragam?.”
Kebiadaban orang Rakhine tak hanya disitu, mereka juga berusaha merampok barang-barang di toko-toko Muslim Rohingya. Pedagang Rohingya mengungkapkan, bahwa otoritas kota Maungdaw memaksa para pedagang Rohingya untuk membuka toko mereka, para pemuda Rakhine mengambil keuntungan atas perintah itu, mereka mencoba menyerang dan merampok barang-barang milik Muslim Rohingya. “Kami sadar akan keamanan kami ketika kami membuka toko, para petugas itu akan menjaga keamanan kami atau tidak.”
Sementara itu, setidaknya 9 pria Muslim ditangkap oleh Nasaka dua pekan lalu tanpa kesalahan apapun di desa Pawet Chaung. Menurut seorang warga desa tersebut, para korban diminta untuk membayar 200.000 Kyat per kepala keluarga di desa mereka jika mereka ingin dibebaskan. Hingga kini kondisi mereka belum diketahui.
Selain itu, di desa lain, seorang Muslim lainnya bernama Muhammad (35) hilang pada saat ia pergi ke kebun sirih miliknya di dekat desa Buddhis Rakhine, (12/7), warga Muslim Rohingya yakin bahwa ia telah dibunuh oleh warga Rakhine, seperti yang telah terjadi sebelumnya. Sementara Iqbal, seorang Muslim dari desa Myoma Khayoung sedang dirawat di rumah sakit di Maungdaw akibat dipukuli oleh warga Rakhine.
Kekejaman terhadap Muslim Rohingya belum berhenti hingga saat ini oleh pasukan yang katanya penjaga ‘keamanan’ dan warga Buddha Rakhine, dan otoritas Burma telah membiarkannya, mereka benar-benar menghancurkan kehidupan Muslim Rohingya di berbagai aspek. Warga Rohingya menganggap, bahwa ada kepentingan politik di balik kekejaman yang dibiarkan oleh pemerintah selama ini. (siraaj/arrahmah.com)