KABUL (Arrahmah.com) – Kemarahan warga Afghan terus memuncak. Ratusan warga turun ke jalan-jalan di Mazar-e-Sharif untuk memprotes meningkatnya jumlah korban sipil yang jatuh di tangan pasukan salibis pimpinan Amerika, ungkap PressTV pada Sabtu (10/7).
Para pemrotes meneriakkan slogan-slogan terhadap pasukan asing dan Presiden Afghanistan Hamid Karzai.
Demonstrasi itu muncul setelah terjadinya pembunuhan dua warga sipil oleh pasukan AS di pinggiran kota Afghanistan utara pada hari Rabu lalu.
Selain itu, tentara NATO pun menewaskan satu warga Afghanistan dan menahan sembilan orang lainnya di provinsi Paktia.
Aliansi militer Barat sebelumnya mengaku telah membunuh enam warga sipil lainnya di provinsi yang sama, setelah juga mengaku bertanggung jawab atas penyerangan yang menewaskan lima tentara Afghanistan di provinsi Ghazni.
NATO berkilah dan berdalih bahwa pihaknya tidak sengaja dan serangan itu merupakan imbas dari kesalahan komunikasi.
Fakta memperlihatkan bahwa selama peperangan Afghanistan digaungkan oleh Amerika Serikat, warga sipil selalu menjadi korban utama, khususnya di provinsi selatan dan timur negara tersebut.
Menurut data resmi, lebih dari 2.500 warga sipil tewas dalam operasi NATO tahun lalu. Hal ini tentu saja melemahkan dukungan atas kehadiran pasukan pimpinan Amerika di negara itu.
Invasi Afghanistan dilakukan dengan dalih membatasi ‘militansi’ dan membawa perdamaian dan stabilitas bagi Afghanistan. Namun, sembilan tahun kemudian, Afghanistan tetap menjadi negara yang tidak stabil dan warga sipil selalu menjadi korban kebringasan AS dan sekutu-sekutunya. (althaf/arrahmah.com)