GHAZNI (Arrahmah.com) – Warga Afghan di distrik Shulgar, provinsi Ghazni, berkumpul di pusat distrik tersebut pada Selasa (5/3/2013) dalam rangka memprotes penjajahan dan aksi brutal polisi boneka Afghan (ALP) atau yang biasa dikenal sebagai milisi Arbaki -milisi bersenjata bayaran Amerika- terhadap warga sipil.
Laporan yang dilansir situs Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) Shahamat mengatakan bahwa warga di distrik Shulgar menuntut penarikan mundur milisi Arbaki dari daerah mereka, disebabkan milisi bayaran tersebut sering melakukan tindak kekerasan terhadap warga seperti menyerbu rumah-rumah, toko-toko, pasar-pasar dan menyerang warga sipil tak berdaya.
Laporan menambahkan bahwa dari hari ke hari serangan dan kekacauan yantang dilakukan antek musuh itu terus meningkat. Warga lokal bisa menjadi target serangan di mana saja selain di rumah mereka, seperti di jalan, pasar atau tempat-tempat publik lainnya. Aksi brutal demikian juga terjadi di daerah-daerah lainnya di seluruh Afghanistan.
Para demonstran yang marah telah membludak ke jalan-jalan di seluruh pusat distrik tersebut, mereka terus menuntut pengusiran para milisi boneka yang dibayar oleh teroris AS itu segera mungkin dan pemerintah boneka Afghan diperingatkan agar secepatnya mengambil langkah tegas dalam masalah ini.
Di provinsi Wardak, masyarakat Afghan juga menuntut penarikan mundur pasukan penjajah -yang dikenal sebagai pasukan khusus pimpinan AS- karena mereka mengganggu dan menimbulkan bencana bagi warga sipil. Kasus seperti pembunuhan, penyerbuan rumah, perampasan, penahanan tanpa alasan yang benar sering terjadi di wilayah di mana pasukan penjajah dan boneka mereka bercokol.
Pemerintah yang kebanjiran keluhan warga terkait aksi brutal tentara penjajah AS dan milisi bayaran mereka itu akhirnya pada Ahad (24/2) mengeluarkan keputusan yang memberikan waktu dua minggu bagi pasukan penjajah itu untuk keluar dari provinsi Wardak. (siraaj/arrahmah.com)