KABUL (Arrahmah.id) – Wakil Menteri Kehormatan dan Kebajikan, Mohammad Faqir Mohammadi, mengatakan bahwa apa pun yang diberlakukan terhadap perempuan di Afghanistan didasarkan pada hukum Islam.
Dalam sebuah wawancara dengan Tolo News, Mohammadi merujuk pada penahanan wanita dan mengatakan bahwa para wanita tersebut ditangkap oleh pasukan wanita Kementerian Dalam Negeri karena mereka tidak mengenakan hijab.
Dia berpendapat bahwa para tahanan dikumpulkan di satu tempat dan diberikan nasihat.
“Hijab bukanlah perintah dari Imarah Islam atau dari Kementerian Kehormatan dan Kebajikan, itu adalah perintah dari Allah Yang Maha Kuasa. Seratus persen masyarakat Afghanistan ingin mengenakan hijab. Tidak ada yang menyangkal bahwa mereka tidak menerima Hijab,” katanya, lansir Tolo News (23/1/2024).
Mohammadi mengatakan bahwa kementerian tersebut telah mengadakan berbagai seminar untuk para pegawainya agar dapat memperlakukan masyarakat dengan perilaku yang baik.
“Kami telah memberikan nasihat kepada mereka. Kami telah menginstruksikan mereka untuk memperlakukan masyarakat dengan cara yang membuat Anda mendapatkan hati masyarakat,” katanya.
Mohammadi mengatakan bahwa sanksi internasional terhadap Imarah Islam tidak akan membawa hasil apapun dan bahwa dunia harus menghindari campur tangan dalam urusan internal Afghanistan.
“Mereka harus memiliki hubungan yang baik dengan Imarah Islam dan tidak mencampuri urusan internal Imarah Islam. Mereka tidak dapat menghentikan keburukan dan kebajikan melalui pembatasan-pembatasan tertentu,” katanya.
Penahanan beberapa wanita di berbagai wilayah Kabul sebelumnya menghadapi reaksi luas dari masyarakat internasional. (haninmazaya/arrahmah.id)