PARIS (Arrahmah.com) – Robert Chardon merupakan walikota Venelles, sebuah kota dekat Aix–en–Provence dengan populasi sekitar 8.000 orang. Dia mewakili partai Perhimpunan Gerakan Rakyat, yang merupakan salah satu partai konservatif terbesar di Perancis. Dia juga merupakan wakil presiden Organisasi Kota sekitar Aix–en-Provence.
Sejak Kamis, ia telah mengirimkan berbagai tweet dengan pesan anti–Muslim.
“Kami juga membutuhkan Marshall Plan untuk mengirim Muslim ke negara-negara di mana agama itu dipraktekkan,” katanya dalam tweet–nya, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Jum’at (15/5/2014).
Menurutnya, Islam berasal dari bangsa Timur, dan Perancis harus lebih menyambut “saudara” dari kalangan Kristen Oriental.
Dia juga mengatakan bahwa hukum sekularsime Perancis tahun 1905 – yang menjamin kebebasan beragama – harus dihapus dan “negara harus mempromosikan ajaran agama Kristen.”
Chardon memutuskan untuk memulai kampanyenya saat cuti sakit dari kegiatan politiknya; dimana selama ini dia sedang dirawat karena kanker mulut.
Dia mengatakan kepada harian Prancis Le Monde bahwa ide itu imuncul selama dia dalam masa perawatan – “itu satu-satunya solusi untuk sebagian besar masalah Perancis,” katanya.
Dia mengirim dua tweet ke akun Sarkozy, dan mengatakan bahwa ia mengharapkan balasan.
Menurut ketentuan hukum Perancis, Chardon bisa mengalami penuntutan pidana atas pernyataan ini.
Berbicara kepada Anadolu Agency, Abdallah Zekri, presiden dari Observatorium Nasional melawan Islamofobia, mengecam komentar Chardon yang menggambarkan bahwa pernyataan tersebut “tidak bisa diterima” dan komentar itu merupakan pelanggaran terhadap hukum sekularisme Perancis “yang memberikan kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama.”
Dia mendesak pemerintah Perancis dan Sarkozy untuk bersikap tegas terhadap pernyataan walikota itu.
(ameera/arrahmah.com)